Tokyo Dinobatkan Menjadi Kota Teraman 2015
Apa yang menjadi pertimbangan ketika sebuah kota dikatakan "aman"?
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM - Apa yang menjadi pertimbangan ketika sebuah kota dikatakan "aman"?
Pemahaman kata 'aman' yang harus ditanamkan, menurut The Guardian, tidak lagi sedangkal 'tidak ada tindak kriminal'. Justru, pada beberapa kota, tindak kejahatan dinilai sudah banyak berkurang.
Contohnya saja New York. Pada 1990 lalu, tingkat usaha pembunuhan masih bertotal 2.245 kasus. 2014 lalu, penurunan telah mencapai rekor hingga hanya 328 kasus.
Di zaman dan manusia yang semakin berkembang, risiko kejahatan pun ikut berkembang. Hal ini disebabkan oleh kemunculan berbagai ancaman kejahatan baru, seperti terorisme dan kejahatan dunia maya. Inilah yang harus menjadi pertimbangan tambahan.
Terorisme menjadi ancaman serius bagi kota-kota besar, sementara kejahatan dunia maya terus berkembang mengikuti kemajuan teknologi yang kini menjadi andalan kota-kota modern dan sasaran empuk para peretas handal.
Atas pertimbangan tersebut, Economist's Intelligence Unit (EIU) dalam laporannya yang berjudul Safe Cities Index 2015, mencatat bahwa gelar kota teraman jatuh kepada Tokyo.
Ibukota dari Jepang tersebut berhasil menjadi peraih gelar tersebut atas hasil pertimbangan banyak faktor, termasuk pemeriksaan pada keamanan dunia maya, jumlah kejahatannya, serta cara penanganannya.
Selain itu, tim EIU melihat juga keamanan pribadi, infrastruktur, hingga kesehatan. Termasuk dalam pemeriksaan kategori-kategori tersebut adalah sanitasi, jalan, manajemen bencana alam, penanganan medis, dan polusi.
"Hidup di lingkungan yang sehat dan sehat dapat membuat perbedaan yang nyata dan dapat dirasakan oleh para penduduk kota," tulis sebuah pernyataan dalam laporan tersebut.
Tokyo dinilai mencetak nilai yang cukup tinggi pada semua kategori. Laporan itu juga menyorot tingkat kriminal Tokyo yang rendah dan bagaimana perancang kota meningkatkan kualitas hidup penduduk dengan mengurangi polusi dan membuat kota ramah akan pejalan kaki.
Namun, di samping menjadi kota teraman, kota padat penduduk ini juga menjadi kota yang paling berisiko. Jepang merupakan negara yang rawan gempa, sehingga warganya mungkin memang tidak terlalu terancam kejahatan, namun lebih terancam bencana.
Di bawah Tokyo, Singapura menempati urutan kedua sebagai kota teraman. Osaka, Stockholm, Amsterdam, dan New York pun ikut memenuhi posisi-posisi di 10 peringkat teratas.
Lalu, bagaimana membuat kota menjadi aman bagi penduduknya? Solusinya tidak melulu seputar merancang peraturan atau undang-undang baru. Menurut Dr Michele Acuto dari City Leadership Initiative, keamanan harus ditunjang dengan kualitas fasilitas.
"Anda harus mengurangi tindak kriminal, namun penting pula meningkatkan keamanan di transportasi. Jika anda ingin kota lebih ramah lingkungan, rancanglah agar kota ramah akan pejalan kaki," jelas Acuto.
Omong-omong, bagaimana dengan Jakarta? Sayangnya, ibukota dan pusat pemerintahan Indonesia itu harus menduduki posisi terbawah dalam indeks laporan Kota Teraman 2015.