Konflik Laut China Selatan Memanas, Presiden Filipina Samakan China dengan Nazi Jerman
Aquino menambahkan, dunia akan terus berusaha menghentikan China yang berambisi mengklaim teritori baru di Laut China Selatan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Presiden Filipina Benigno Aquino, Rabu (3/6/2015), dalam pidatonya di Jepang, membuat komentar panas setelah menyamakan China dengan Nazi Jerman.
Aquino menambahkan, dunia akan terus berusaha menghentikan China yang berambisi mengklaim teritori baru di Laut China Selatan.
Pernyataan Presiden Aquino ini muncul di tengah kegelisahan terhadap langkah China melakukan reklamasi lahan di perairan internasional, termasuk pembangunan landas pacu yang memadai untuk digunakan pesawat-pesawat militer.
"Jika terjadi kekosongan, jika Amerika Serikat sebagai negara adikuasa mengatakan, 'Kami tidak tertarik', mungkin tak ada yang menghambat ambisi sebuah negara," kata Aqunio di hadapan para pemimpin bisnis di Tokyo.
"Saya seorang mahasiswa sejarah amatir dan saya ingat bagaimana Jerman melakukan hal yang sama dan bagaimana respons negara-negara Eropa lainnya," tambah Aquino merujuk pada ambisi Nazi melakukan perluasan wilayah beberapa bulan sebelum Perang Dunia II pecah.
"Nazi seperti melakukan uji coba dan mereka siap untuk berhenti jika misalnya dalam hal itu Perancis meminta mereka untuk mundur," lanjut Aquino.
"Sayangnya, setelah menginvasi Sudetenland dan seluruh wilayah Cekoslowakia, tak satu pun negara mencegah mereka. Jika seseorang meminta Hitler atau Jerman untuk berhenti, apakah Perang Dunia II bisa dihindarkan?" tanya Aquino.
Komentar Aquino ini memicu kemarahan di Beijing. Juru bicara Menteri Luar Negeri Hua Chunying mengatakan, dia sangat terkejut dan kecewa dengan komentar tak berdasar itu.
Hua menegaskan bahwa Filipina yang justru secara ilegal menduduki pulau-pulau milik China. Dia menambahkan, Filipina terus melakukan kolusi dengan berbagai negara di luar kawasan untuk menciptakan masalah dan menyerang China.
Sumber: AFP