Pejuang Kurdi Dekati Sebuah Kubu ISIS di Suriah
Pejuang Kurdi telah maju menuju sebuah kubu kuat ISIS di Suriah dekat perbatasan Turki,
Editor: Budi Prasetyo
Peju
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA -Para aktivis mengatakan para pejuang Kurdi telah maju menuju sebuah kubu kuat ISIS di Suriah dekat perbatasan Turki, di tengah pertempuran yang semakin intensif antara kedua pihak.
Para pejuang Kurdi mendekati sebuah kubu pertahanan ISIS di sepanjang perbatasan Suriah dengan Turki, setelah serangan seharian untuk memukul mundur kelompok militan itu, kata pejabat Kurdi dan aktivis Suriah hari Minggu (14/6/2015).
Pemantau HAM Suriah hari Sabtu (13/6/2015) mengatakan pasukan utama pejuang Kurdi Suriah (YPG), yang didukung pemberontak dan pesawat tempur koalisi, semakin maju menuju provinsi Raqa di Suriah utara, untuk merebut kota perbatasan penting Tal Abyad.
Pemantau itu mengatakan pasukan Kurdi mengepung kota Salouk yang dikuasai ISIS, sekitar 10 kilometer dari Tal Abyad. Menguasai kembali Tal Abyad bisa memotong jalur ISIS dan pasokan persediaan.
Ribuan warga Suriah mengungsi sebagai antisipasi pertempuran di sepanjang perbatasan di wilayah utara itu, selagi pejuang Kurdi bergerak maju ke Tal Abyad.
Melalui media sosial, juru bicara milisi Kurdi YPG menganjurkan pengungsi untuk bergerak menuju kota-kota di bagian dalam negeri itu seperti Hasakah untuk menghindari kekerasan, dan tidak meninggalkan negara itu.
Sejumlah warga Suriah menyeberang ke Turki hari Minggu setelah diblokir oleh tentara Turki; seorang reporter di tempat kejadian menyaksikan militer membiarkan pengungsi menyeberang, sementara yang lain mengatakan orang-orang menerobos pagar di sisi perbatasan Suriah untuk masuk.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Minggu menyatakan keprihatinannya terkait pengungsi, mengklaim bahwa keberangkatan pengungsi itu meninggalkan sebuah vakum dan bisa dimanfaatkan oleh dua kelompok Kurdi, Partai Uni Demokrat (PYD) dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), guna menggalang kekuatan mereka di sepanjang perbatasan Turki.
"Ini bukan pertanda baik," kata Erdogan kepada para wartawan.
Erdogan berulang kali menentang serangan udara koalisi pimpinan AS di Suriah utara, katanya mereka menarget "warga Arab dan Turki" di daerah itu, dan memberi ruang bagi warga Kurdi.
Turki memiliki sejarah konflik internal yang lama dengan minoritas Kurdi, dan konflik internal Suriah ditambah dengan serangan ISIS tahun lalu menyebabkan sedikitnya 1,5 juta pengungsi Suriah berusaha menyelamatkan diri dengan menyeberangi perbatasan.
Setelah serangan udara besar-besaran selama sepekan di mana setiap harinya koalisi internasional menarget lebih dari 20 kubu ISIS, pasukan koalisi mengurangi serangannya pada hari Sabtu dan Minggu. Semalam, Pentagon melaporkan 12 serangan di seluruh Irak dan satu serangan di Kobani, Suriah.
Brett McGurk, Wakil Utusan Khusus Presiden AS untuk Koalisi Global Kontra ISIS, hari Minggu mengatakan pejuang Kurdi dan unit-unit lain di Suriah mencapai kemajuan melawan ISIS.
Ia juga mengatakan dalam acara Meet the Press untuk stasiun TV NBC bahwa setiap kali Amerika memberi saran dan membantu pasukan Irak, pasukan kesukuan, atau para pejuang Kurdi, mereka meraih sukses dalam perang melawan ISIS.
Ia menambahkan bahwa kini Amerika bekerja sama dengan komite suku di provinsi Anbar, "kita akan melihat selama sepekan ke depan beberapa pejuang suku baru akan ikut serta dalam pertempuran"
Pasukan Kurdi telah lama merencanakan ofensif besar-besaran terhadap ISIS di Suriah. Para pejuang Kurdi, yang didukung serangan udara pimpinan AS, merebut kembali kota Kobane di dekat Turki awal tahun ini dan sejak itu telah menggerus kendali ISIS di wilayah lain di sepanjang perbatasan itu.(VOA)