Ini Cerita Saksi Mata Insiden Penembakan Gereja Charleston
saksi mata, Kristen Washington, mengaku sempat mendengar Tywanza Sanders (26) berusaha menenangkan dan berbicara pada pria
TRIBUNNEWS.COM, CHARLESTON - Saksi mata aksi penembakan Gereja Metodis Episkopal Afrika Emanuel mengatakan sebelum penembakan, tersangka penembakan sempat mencari dan duduk di sebelah Pendeta Clementa Pinckney, yang menjadi korban tewas dalam kejadian itu.
Setelah satu jam duduk di sebelah Pinckney selama kegiatan pembelajaran Alkitab di gereja itu berlangsung, tersangka tiba-tiba berdiri dan mengeluarkan senjata apinya.
Seorang saksi mata, Kristen Washington, mengaku sempat mendengar Tywanza Sanders (26) berusaha menenangkan dan berbicara pada pria yang menjadi tersangka itu.
"Anda tidak perlu melakukan ini," sebut Sanders, berdasarkan ingatan Washington.
"Biar saja. Kalian memperkosa wanita kami dan mengambil kuasa negara ini," sahut si penembak.
Tembakan pertama kemudian ditujukan ke orang tertua yang ada di lokasi kejadian, Susie Jackson (87), yang sebelumnya sempat dihadang oleh Sanders untuk menembak dirinya saja.
"Tak masalah. Saya juga akan menembak kalian semua," respon sang tersangka kemudian.
Sanders akhirnya terkena tembakan pertama, karena ingin menghadang peluru mengenai Jackson. Setelah itu, lainnya menjadi sasaran tembak.
Ibu dan keponakan Sanders, serta seorang wanita, sempat berpura-pura mati di lantai dan tidak ditembak oleh tersangka.
Menurut pengakuan seorang teman dari wanita itu, Dewan Perwakilan Kota William Dudley Gregorie, tersangka membiarkannya hidup untuk menceritakan kejadian itu.
"Satu dari anak kecil di gereja itu sampai harus berpura-pura mati, dan menurut saya teman saya itu mungkin sedang tiarap di atas tubuh anak itu untuk melindunginya," kata Gregorie.
Aksi penembakan di gereja kulit hitam di Charleston menewaskan dan mencederai tiga pria dan enam wanita, termasuk pendeta gereja Clementa Pinckney, yang juga merupakan anggota Senat Negara Bagian South Carolina. (Ruth Vania Christine/NYTimes)