Indonesia-Malaysia Eratkan Kerja Sama
"Malaysia adalah tetangga terdekat. Kita memiliki budaya dan sejarah yang serupa dan memiliki kepentingan dan masa depan yang sama," tegas Menlu Retno
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan ke-14 Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) antara Indonesia dan Malaysia pada tingkat Menteri Luar Negeri telah dilakukan di Kuala Lumpur, pekan lalu. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menlu RI, Retno L.P. Marsudi, sementara delegasi Malaysia dipimpin oleh Menlu Datuk Anifah Aman.
Pertemuan bertujuan untuk meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang dan juga mempersiapkan pertemuan annual consultation antara Presiden RI dan Perdana Menteri Malaysia yang direncanakan dilaksanakan pada awal tahun 2016.
"Malaysia adalah tetangga terdekat. Kita memiliki budaya dan sejarah yang serupa dan memiliki kepentingan dan masa depan yang sama," tegas Menlu Retno dalam keterangannya, Selasa (13/10/2015).
Menurut Menlu Retno, kedua negara sepakat untuk melakukan intensifikasi kerja sama ekonomi khususnya di bidang perdagangan guna mencapai target perdagangan US$ 30 miliar pada tahun 2015. Sebagai dua produser kelapa sawit terbesar di dunia, kedua Menlu sepakat untuk meningkatkan kerja sama industri kepala sawit, termasuk dalam melawan kampanye negatif produk yang sering terjadi di pasar Eropa dan Amerika.
"Malaysia menyambut positif usul Indonesia untuk membentuk Council of Palm Oil Producer Countries (CPOPCs) guna meningkatkan kerja sama antar produser dalam produksi dan promosi industri kepala sawit," kata mantan Dubes Indonesia untuk Belanda tersebut.
Dikemukakan Retno, pertemuan juga membahas isu pekerja migran Indonesia di Malaysia. Dalam masalah itu, kedua menteri sepakat untuk bekerja sama dalam mengedepankan keselamatan, kesejahteraan dan hak pekerja migran Indonesia di Malaysia. Kedua pihak pun memandang penting para pekerja migran mengetahui aturan dan mekasnisme yang berlaku di Malaysia termasuk terkait deportasi suka rela.
Selain itu, Menlu Retno juga mengangkat isu hak pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia. Retno berharap agar kesepakatan Presiden RI dan PM Malaysia pada Februari 2015 soal hak pendidikan anak imigran Indonesia dapat ditindaklanjuti, termasuk pemberian izin pendiriancommunity learning center (CLC).
"Pada tingkat teknis berbagai isu seperti izin pembukaan CLC dan izin bagi guru Indonesia untuk mengajar akan terus diselesaikan," kata Retno.
Sedangkan terkait dengan upaya pemadaman kebakaran hutan, Menlu Retno menyampaikan penghargaan atas bantuan satu pesawat Bombardier CL 415 MT untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan di Indonesia. Menlu RI menekankan bahwa Indonesia sangat serius dalam mengatasi kebakaran lahan dan hutan di Sumatra dan Kalimantan. Pemerintah Indonesia telah optimalisasi aset-aset nasional untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang telah terjadi. Pemerintah Indonesia juga akan menindak tegas pihak-pihak yang bertanggungjawab atas terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Beberapa bidang kerjasama lain yang menjadi pembahasan dalam pertemuan JCBC ke-14 tersebut meliputi perkembangan perundingan perbatasan, kerja sama hukum & kekonsuleran, pendidikan, pertanian dan meteorology.
Kedua Pihak juga membahas perkembangan pembahasan tiga kelompok kerja JCBC yaitu Working Group Political, Security an Border Issues; Working Group on Economic Issue; dan Working Group on Social-Cultural Issues.
Seperti diketahui, hubungan perdagangan Indonesia-Malaysia mencapai US$ 20,61 miliar (2014). Nilai investasi langsung Malaysia di Indonesia mencapai US$1,78 miliar dan jumlah wisatawan Malaysia ke Indonesia mencapai 1,3 juta orang. Sedangkan jumlah WNI di Malaysia mencapai 2,55 juta orang. Adapun Pertemuan JCBC ke-15 Indonesia-Malaysia tingkat Menteri Luar Negeri akan dilakukan di Indonesia pada paruh kedua tahun 2017.