Pesawat Militer Mesir Temukan Puing Pesawat di Sinai
Puing pesawat Rusia yang dinyatakan jatuh di Sinai, Mesir, sudah ditemukan oleh pesawat militer Mesir.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Puing pesawat Rusia yang dinyatakan jatuh di Sinai, Mesir, sudah ditemukan oleh pesawat militer Mesir.
Menurut pernyataan yang dirilis oleh kabinet pemerintahan Mesir, puing-puing pesawat ditemukan di daerah pegunungan Sinai.
Untuk melakukan evakuasi, Mesir juga telah mengerahkan ambulans sudah dikirimkan ke lokasi.
"Sebanyak 45 ambulans sudah dikirimkan ke lokasi jatuhnya pesawat untuk mengevakuasi korban tewas dan cedera," demikian penyataan tersebut, yang dikutip AFP.
Sedangkan, dilansir The Guardian, Menteri Penerbangan Sipil Mesir sudah mengonfirmasi informasi soal jatuhnya pesawat Rusia milik maskapai Kogalymavia itu.
Dalam pernyataannya, disebutkan pula bahwa lokasi jatuh pesawat yang membawa 212 penumpang itu tepatnya adalah di area pegunungan Hassana, sebelah selatan Arish, Sinai tengah.
Dikatakan pesawat tersebut menghilang dari radar ketika tengah mengudara di ketinggian 31.000 kaki pada Sabtu (31/10/2015), tak lama setelah lepas landas di Sharm el-Sheikh, Mesir.
Pesawat jenis Airbus itu membawa lebih dari 200 orang, termasuk di antaranya adalah 200 penumpang dewasa, 17 anak-anak, dan 7 kru pesawat.
Perdana Menteri Mesir,Sharif Ismail sudah memastikan bahwa pesawat Rusia yang hilang kontak, jatuh di kawasan Sinai, Mesir.
"Pesawat sipil Rusia itu jatuh di Sinai," demikian pernyataan Sharif Ismail seperti dikutip Times of Israel, Sabtu (31/10/2015
Pihak kementerian penerbangan sipil Mesir,menambahkan bahwa pesawat yang terbang dari Sharm el-Sheikh, Mesir, itu jatuh ketika melintas daerah pegunungan Sinai.
Pesawat milik maskapai Kogalymavia nomor penerbangan KGL-9268 itu dijadwalkan terbang menuju St. Petersburg, Rusia.
pesawat dinyatakan jatuh setelah hilang kontak dengan menara pengawas Siprus dan tak nampak keberadaannya di layar radar (AFP/The Guardian)