Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Persenjataan ISIS Tak Mampu Jatuhkan Pesawat Rusia

Usai insiden pesawat Rusia jatuh di Sinai, Mesir, ISIS mengklaim bahwa kelompok tersebut menjadi pelaku

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pengamat: Persenjataan ISIS Tak Mampu Jatuhkan Pesawat Rusia
(Fox News/TRAC)
Tentara ISIS dengan senjata roket 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine

TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Ditanyai soal kemungkinan ISIS menjadi dalang jatuhnya pesawat Rusia di Mesir, seorang pengamat mengatakan persenjataan ISIS tak mampu menjatuhkan pesawat itu.

Usai insiden pesawat Rusia jatuh di Sinai, Mesir, ISIS mengklaim bahwa kelompok tersebut menjadi pelaku di balik jatuhnya pesawat Airbus 321 milik maskapai Kogalymavia itu.

Namun, klaim tersebut ditentang oleh pihak Rusia dan Mesir yang meragukan pernyataan itu. Selain itu, ditegaskan pula bahwa pesawat jatuh bukan karena ditembak.

Meski hingga kini belum bisa disebutkan secara pasti apa penyebabnya sampai investigasi selesai dilaksanakan, kedua pihak masih beralasan dan meyakini bahwa ISIS bukanlah pelaku jatuhnya pesawat.

"Sejauh yang kami ketahui, ISIS dan kelompok lainnnya tak memiliki perlengkapan yang mampu menjatuhkan pesawat dari ketinggian yang dilaporkan," sebut seorang mantan petugas antiterorisme Inggris, Charles Shoebridge, pada RT News.

Pernyataan itu didukung pula oleh pengamat dan pejabat lainnya, yang mengatakan kelompok itu hanya memiliki sistem pertahanan udara portabel, yang dikatakan tidak akan mampu mencapai ketinggian sekitar 10.000 meter.

Berita Rekomendasi

Sedangkan, Fox News mendapatkan informasi bahwa Sinai selama ini menjadi daerah jual beli persenjataan kelompok teroris dari dua benua, termasuk ISIS.

Selain itu, ditambah ada kelompok yang mengaku bergabung ISIS, membuat ISIS kemungkinan memiliki dana yang lebih baik, sehingga bukan tak mungkin mereka jadi memiliki persenjataan yang lebih baik pula.

"Sinai menjadi daerah kunci operasi teroris karena sudah menjadi daerah yang tak diduduki pemerintahan," sebut seorang perwakilan dari kelompok intel AS dan London, Tony Schiena. (Fox News/RT News)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas