Dipecat, Profesor Kehormatan Universitas Nihon Jepang Pinjam 20 Juta Yen ke Yakuza
Sangat disesalkan sekali kejadian ini, seorang profesor kami terlibat dengan yakuza
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang profesor kehormatan Universitas Nihon, mengajar di dalam fakultas hukum (umum) yang telah berusia 77 tahun, ternyata meminjam uang sejak 10 tahun lalu ke salah satu bos mafia Jepang (yakuza) sebesar 20 juta yen.
"Sangat disesalkan sekali kejadian ini, seorang profesor kami terlibat dengan yakuza. Oleh karena itu segera dibebastugaskan dan dilakukan penyelidikan lebih lanjut di dalam universitas kami mengenai kasus ini. Maaf sedalamnya atas ketidaknyamanan ini," papar Masamichi Ikemura, Dekan Fakultas Hukum Universitas Nihon Jepang saat konperensi pers Senin ini (9/11/2015).
Profesor tersebut sejak 10 tahun lalu meminjam uang tunai 20 juta yen dari seorang bos yakuza dengan mudahnya karena tampaknya mengenal baik bos yakuza tersebut yang kini berusia sekitar 80 tahun.
Profesor kehormatan yang mengajar di Sekolah Pascasarjana Graduate School of Law Universitas Nihon tersebut sebagai dosen paruh waktu yang bertanggung jawab atas 3 kursus pada studi hukum publik.
Dengan pemberhentian tersebut Universitas Nihon segera mengganti pengganti dosen lainnya.
Sepuluh tahun yang lalu, dari seorang mantan eksekutif kelompok yakuza Yamaguchi-gumi sang profesor meminjam uang 20 juta yen yang sampai kini belum juga dikembalikan.
Profesor ini ternyata juga pernah menjabat sebagai wakil direktur perusahaan konsultan investasi, yang berarti ada pelanggaran hukum dari Komisi Sekuritas dan Pasar Modal dan tahun 2012 telah mendapat ganjaran hukum administratif.
Pengajar kehormatan di Universitas Nihon ini telah pensiun pada tahun 2008 sangat spesialis terutama mengenai panduan belajar sekolah hukum Amerika Serikat.
Baru-baru ini sang profesor juga telah menjabat sebagai komite konseling administratif Pemerintah Metropolitan Tokyo ditugaskan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi.
Kasusnya ternyata juga merembei ke komisi olimpiade Jepang (JOC) karena pernah makan bersama-sama pula dengan pimpinan JOC di masa lalu tetapi JOC membantah mengatakan tidak ingat adanya makan bersama tersebut.
Informasi lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in