Ulama Salafi Mesir Keluarkan Fatwa Kontroversial 'Boleh Intip Tunangan Mandi'
Pernyataan kontroversial pengkhotbahMesir ini tengah menjadi berita utama banyak media internasional.
Laporan Wartawan Tribun Medan Fahrizal Fahmi Daulay
TRIBUNNEWS.COM, MESIR - Pernyataan kontroversial pemuka agama di Mesir ini tengah menjadi berita utama banyak media internasional.
Itu setelah ia mengeluarkan fatwa (perintah agama), yang memungkinkan seorang pria untuk mengintip calon istrinya (tunangan) mandi sebelum mereka menikah.
Dalam video, pengkhotbah yang beraliran Salafi Usama al-Qawsi mengatakan, seorang laki-laki diperbolehkan "bersembunyi" sambil melihat sang wanita "yang akan dinikahi" sedang mandi seperti yang dilansiri Al-Arabiya.
"Jika Anda benar-benar jujur dan ingin menikahi wanita itu, dan Anda bisa bersembunyi dan mengawasi secara diam-diam, melihat dirinya sebelum Anda menikahinya, maka dapat diterima asalkan niat Anda murni, " kata Qawsi dalam sebuah video.
Ia kemudian mengutip dari tanya-jawab seorang sahabat dengan Nabi yang belum diketahui dari mana sumbernya.
Katanya salah satu sahabat Nabi pernah melakukan itu. "Jika Anda dapat melihat sesuatu yang akan membuat Anda ingin menikahinya kemudian pergi ke depan dan lakukan."
Dalam Islam, dilarang seorang wanita untuk menunjukkan bagian tubuhnya kecuali tangan dan wajah untuk laki-laki, selain untuk suaminya, atau anggota keluarganya yang dikenal sebagai "muhrim."
Tapi fatwa ulama itu cepat ditolak oleh Menteri Agama MesirWakaf Mohammad Mukhtar.
"Apa yang kita katakan kepadanya dan orang-orang seperti dia, di mana kemuliaan dan bisa disebut pria kalau ketahuan mengintip wanita mandi?" Mukhtar seperti dikutip.
"Apakah Anda membiarkan ini terjadi untuk putri Anda? Jika itu bisa diterima, maka tidak dengan masyarakat konservatif Muslim dan Kristen yang beradab. Mereka tidak setuju itu."
Katanya selain itu, Islam mengajarkan norma kesopanan harus dijunjung tinggi dan norma itu juga disetujui oleh semua agama.
Ini bukan pertama kalinya seorang ulama Salafi berkhutbah telah menimbulkan kontroversi di Mesir.
Pada puncak internasional semangat Piala Dunia yang lalu.
Seorang ulama Mesir ultra-konservatif mengatakan bahwa menonton pertandingan sepak bola tidak dapat diterima dalam Islam karena itu adalah pengalih perhatian dan "menghancurkan bangsa."