'Manusia Kertas' di Jepang Promosi Event Gunakan Pakaian ala Samurai
Membagikan brosur di tengah kerumunan masyarakat ternyata tidak lah mudah.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Membagikan brosur di tengah kerumunan masyarakat ternyata tidak lah mudah.
Harus ada perhatian lebih agar kalangan masyarakat mau melihat dan memperhatikan, baru bisa membagikan brosur dengan baik.
"Saya buat sendiri pakaian samurai ini menggunakan kertas dan poster untuk promosi event kegiatan bagi anak muda minggu-minggu ini di sini," kata manusia kertas yang enggan disebut identitasnya kepada Tribunnews.com, Minggu (13/3/2016) di dekat gedung 109 Shibuya Tokyo.
Lalu mengapa dia membuat baju kertas semacam baju samurai tersebut dengan topi khusus samurai di kepalanya?
Di Shibuya banyak orang asing yang suka budaya Jepang dan sejarah Jepang dengan penampilan masa dulu.
Pakaian samurai jadi salah satu bagian khas dari Jepang sehingga itulah yang mendasari pembuatan pakaian kertas ini.
Lalu apakah semakin mudah membagikan brosur event kegiatan bagi anak muda itu?
"Tentu saja. Pertama orang melihat, datang mendekat karena mungkin tertarik dengan pakaian kertas model samurai ini, lalu setelah dekat ya saya berikan brosur ini umumnya menerima tawaran pemberian brosur event ini," katanya.
Membagi-bagikan brosur di Jepang tidaklah mudah karena umumnya banyak yang menolak.
Menerima lalu kalau sudah selesai baca kita harus buang ke tempat sampah.
Inilah yang menyusahkan, khususnya harus membuang ke tempat sampah sehingga malas orang menerima brosur karena berujung jadi sampah.
Oleh karena itu banyak yang memberikan insentif dengan memberikan pula tissue grstis bersama brosur tersebut.
Kali ini bukan memberikan produk gratis, tapi model pakaian menarik, supaya orang datang dan membuat mudah memberikan brosur saja.
Itulah strategi si manusia kertas ini yang memang menarik juga dalam dunia marketing Jepang saat ini.