Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kelompok Abu Sayyaf Spesialis Culik, Minta Tebusan dan Mahir Pertempuran Laut

Kelompok ini mahir dalam pertempuran laut karena berasal dari wilayah nelayan.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kelompok Abu Sayyaf Spesialis Culik, Minta Tebusan dan Mahir Pertempuran Laut
Facebook Welmy Loway
Kapal Tug Boat Brahma 12 yang diduga dibajak Kelompok Milisi Abu Sayyaf. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti terorisme dan intelijen Ridlwan Habib mengatakan kelompok Abu Sayyaf Filipina yang menyandera 10 Warga Negara Indonesia (WNI) spesialis menculik dan meminta tebusan.

Dijelaskan pemimpinnya Isnilon Hapilon alias Abu Abdullah sebenarnya kondisinya sudah sakit, tapi anggotanya masih banyak dan militan.

Kelompok Abu Sayyaf ini berbasis di Basilan. Namun juga mempunyai pos-pos militer di pulau pulau kecil antara Sulu hingga perbatasan Lahaddatu Malaysia.

"Pada tahun 2013 ada serangan gerilyawan Sulu ke Lahaddatu, saat itu sebagian anggota Abu Sayyaf masuk," kata Ridlwan yang pada Maret 2013 melakukan penelitian operasi militer Daulat Malaysia di Lahaddatu itu kepada Tribun, Selasa (29/3/2016).

Kelompok ini mahir dalam pertempuran laut karena berasal dari wilayah nelayan.

"Mereka cukup menjadi legenda karena mampu melakukan penyelaman bawah air tanpa alat yang itu membuat pihak Filipina selalu kehilangan jejak,"kata alumni S2 Intelijen UI itu.

Bergabung ISIS

Berita Rekomendasi

Kelompok ini sudah dikatagorikan gerakan terorisme Internasional. Isnilon bahkan dihargai kepalanya oleh Amerika Serikat sebesar 5 miliar dolar AS.

Ridlwan Habib menjelaskan kelompok yang terkenal kejam dan bengis ini sudah bergabung ke ISIS sejak Januari lalu.

"Kalau yang menculik adalah Abu Sayyaf Group, maka itu sudah berganti nama menjadi Harakatul Islamiyah dan berbaiat ke Isis sejak Desember 2015," ujar Ridlwan Habib kepada Tribunnews.com, Selasa (29/3/2016).

Menurut Ridlwan, kelompok Abu Sayyaf berbaiat ke ISIS dan bersumpah setia pada khilafah Abu Bakar Al Baghdady.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas