Dalam Tiga Bulan 11 Kasus Kecelakaan Drone Terjadi di Jepang
Sebelas kasus kecelakaan drone atau pesawat tak berawak menggunakan pengatur jarak jauh, selama tiga bulan terakhir sejak Januari hingga 31 Maret 2016
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Jepang di Kasumigaseki Tokyo mengumumkan adanya 11 kasus kecelakaan drone atau pesawat tak berawak menggunakan pengatur jarak jauh, selama tiga bulan terakhir sejak Januari hingga 31 Maret 2016.
"Perlu perhatian bagi masyarakat terutama pengguna drone agar lebih hati-hati lagi mengoperasikannya. Kami akan meningkatkan peraturan penggunaan drone agar lebih aman lagi bagi masyarakat luas," kata sumber Tribunnews.com di Kementerian Transportasi Jepang, Kamis (7/4/2016).
Tahun lalu dengan UU Penerbangan ditambahkan pengaturan mengenai drone terutama setelah adanya kecelakaan, jatuhnya drone di atap gedung Kantor PM Jepang di Nagatacho Tokyo.
Selama tiga bulan pertama tahun ini ada 11 kasus kecelakaan drone di Jepang, tetapi beruntung tak ada korban jiwa yang celaka akibat hal ini.
Februari 2016 sebuah drone dipakai untuk meliput sesuatu dari ketinggian 30 meter. Tiba-tiba lepas kendali dan drone jatuh di sebuah lapangan parkir mobil. Tak ada celaka terhadap manusia apa pun.
Kasus jatuhnya drone tersebut ada tiga.
Sebelumnya, Januari 2016 ada empat kasus di mana sebuah pesawat tak berawak, helikopter sepanjang tiga meter di Perfektur Chiba, yang berfungsi untuk bantuan medis dari udara, dari ketinggian 150 meter kemudian mengalami kecelakaan.
"Hal-hal tersebut kalau tidak ditingkatkan pengaturannya di masa mendatang ditakutkan akan semakin banyak kecelakaan dan membahayakan manusia pula," katanya.