18 Tentara Filipina yang Tewas Bukan Saat Membebaskan WNI
"Tidak, tidak ada kaitannya," kata Jusuf Kalla.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 18 orang tentara Filipina tewas dalam baku tembak dengan kelompok bersenjata, Abu Sayyaf, di Pulau Basilan Filipina, Sabtu (11/4/2016) lalu.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengatakan baku tembak antara tentara Filipina dan kelompok Abu Sayyaf, terjadi bukan saat militer Filipina hendak membebaskan sepuluh Warga Negara Indonesia (WNI), yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
"Tidak, tidak ada kaitannya," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2016).
Soal upaya pembebasan kesepuluh WNI itu, kata Jusuf Kalla pemerintah masih terus berupaya melalui jalur diplomasi dan terus berkoordinasi dengan pemerintah Filipina.
"Mudah-mudahan bisa cepat selesailah," ujarnya.
Untuk pembebasan ke sepuluh sandera, pihak Abu Sayyaf meminta tebusan 50 juta Peso atau sekitar Rp 14,3 miliar.
Wakil Presiden menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memenuhi permintaan tersebut.
Namun pemerintah tidak akan melarang bila perusahaan tempat ke sepuluh WNI itu, hendak membayar tebusan yang diminta Abu Sayyaf.
"Pemerintah tidak campur tangan soal itu, kita tidak tahu soal itu, tidak tahu," ujarnya.