Kemunculan Wanita yang Dituduh Sebagai Pelaku Serangan Anthraks di Kenya
Nuseiba yang juga dituduh membantu suaminya merekrut anggota kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, NAIROBI -- Nuseiba Mohammed Haji, seorang wanita yang dituduh membantu suaminya merencanakan serangan biologis di Kenya, muncul di pengadilan di Nairobi, Selasa (10/5/2016).
Nuseiba yang juga dituduh membantu suaminya merekrut anggota kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini sebelumnya diekstradisi dari Uganda.
Wanita ini adalah mahasiswi kedokteran di Uganda dan istri dari seorang paramedis paruh waktu, Mohammed Ali Abdi.
Berdasarkan keterangan polisi, perempuan ini menjadi kaki tangan dari sebuah rencana serangan antraks di Kenya yang bakal dilakukan jaringan petugas medis yang tergabung dalam ISIS.
Diberitakan Associated Press, suami Nuseiba, ditangkap pada 29 April lalu, dan pengadilan memberikan tenggat selama 30 hari untuk melakukan penyidikan atas tuduhan tersebut.
Sementara itu, Nuseiba muncul di pengadilan atas perintah aparat penyidik. Polisi menunggu penetapan pengadilan agar wanita ini tetap bisa berada di dalam tahanan untuk penyidikan selama 30 hari ke depan.
Aparat kepolisian menyebutkan, dua rekan Ali Abdi, yakni Ahmed Hish dan Farah Dagane, yang juga adalah paramedis paruh waktu di kota Kitale, Kenya Barat, hingga kini masih hilang.
Kendati demikian, kelompok pembela hak asasi manusia menuduh hilangnya Hish dan Dagane, serta satu tenaga apoteker lainnya, karena pola eksekusi ekstra-yudisial dan penghilangan paksa oleh pemerintah setempat.
Mereka menuduh Pemerintah Kenya kerap melakukan aksi semacam itu jika tidak mampu mengadili karena tidak cukup bukti.
Kepolisian Kenya selama ini memang dituduh telah melakukan eksekusi ekstra-yudisial atas ratusan tersangka yang ditemukan terbunuh atau yang menghilang tanpa jejak.
Tuduhan ini tidak hanya datang dari organisasi pembela hak asasi lokal, tetapi juga internasional serta kelompok oposisi di negara itu.
Di sisi lain, Kenya kini tengah berjuang melawan aksi yang dilakukan kelompok teroris ISIS yang merekrut kaum muda di negara itu untuk bergabung.
Berdasarkan data pihak kepolisian, setidaknya ada 20 warga muda Kenya yang melakukan perjalanan ke Libya dan bergabung bersama ISIS.