Mengintip Sejarah Onsen Tempat Pemandian Air Panas Alam di Jepang
Budaya untuk mengakrabkan satu sama lain sebagai satu keluarga besar di tempat pemandian air panas alam sudah berakar sejak dulu.
Editor: Dewi Agustina
Perizinan yang dilakukan tempat onsen tersebut memang antara lain untuk mendapatkan uang lebih banyak karena jumlah tamu yang banyak satu kelompok akan memudahkan dapat uang banyak bagi si pemilik onsen.
Saat ini jumlah warga Jepang sudah jauh berkurang sehingga tamu ke onsen pun ikut jauh berkurang.
Oleh karena itu kesempatan kelompok mandi bersama lelaki dan perempuan, tidak sedikit yang dimanfaatkan pula oleh pembuat film erotik (seks).
Memanfaatkan onsen sebagai lokasi film seks, mandi bersama dan berakhir dengan hubungan seks ramai-ramai di Jepang lalu dijual dan kini masih mendapatkan tingkat jualan harga yang tinggi dan menguntungkan bagi produsen film.
Sebuah onsen mendapat sorotan pers dan akhirnya kini ditutup karena dulu menyediakan diri sebagai tempat lokasi pembuatan film seks bagi kelompok lelaki dan perempuan.
Jasa Perry membuatkan peraturan terpisah antara lokasi onsen lelaki dan perempuan itu, menjadikan kota tepi pantai Shimoda di Perfektur Shizuoka membuatkan patung Perry di tepi Pantai Shimoda sebagai upaya mengenang, bahwa sejak saat itulah onsen dipecah antara lelaki dan perempuan.