Untuk Misi Rahasia, Rusia Kembangkan Pesawat 'Bunuh Diri'
Pesawat nirawak versi Rusia itu akan dipakai untuk melakukan misi pengeboman bunuh diri di medan perang
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin kembali membuat gebrakan baru, yakni Moskwa akan segera menguji drone yang dirancang untuk misi ‘kamikaze’ rahasia tingkat tinggi.
Pesawat nirawak versi Rusia itu akan dipakai untuk melakukan misi pengeboman bunuh diri di medan perang, seperti dilaporkan Daily Mirror, Minggu (29/5/2016).
Sumber pertahanan Rusia mengatakan, Moskwa menyambut gembira pembuatan ‘drone’ atau pesawat tanpa awak yang dirancang khusus untuk misi bunuh diri itu.
Putin berharap, pesawat nirawak siap dikerahkan ke medan perang dalam waktu secepatnya.
Tidak dijelaskan ‘medan perang’ mana yang dimaksud, namun, koalisi Rusia saat ini sedang terlibat perang mendukung rezim Suriah.
Sumber-sumber pertahanan Rusia mengungkapkan, pesawat akan dikendalikan dari jarak jauh dan akan meledak ketika akan menemukan targetnya.
Para pejabat militer Rusia mengharapkan, pesawat akan digunakan untuk memberikan dukungan udara bagi unit militer yang bergerak di darat.
Sumber itu menambahkan, "Sebuah pesawat tak berawak yang akan bertindak mirip dengan sebuah kapal penembak sedang dikembangkan sekarang dan meledak setelah menemui target”.
Berdasarkan model yang sudah digunakan, pesawat nirawak yang sedang diuji oleh para komanan milier dan akan langsung dikerahkan ke medan tempur dalam waktu segera.
Pesawat tak berawak kitu membawa bahan peledak, senjata baru dapat dikendalikan dari ribuan mil jauhnya.
Rusia juga mengatakan, lebih sulit dideteksi ketimbang pesawat terbang dan menjadi lebih murah bagi militer Rusia untuk memproduksinya.
Presiden Putin ingin meniru senjata serupa yang sudah digunakan oleh negara-negara saingan, seperti pesawat nirawak AeroVironment Switchblade milik AS, atau Harpy dan Harop-nya Israel.
Awal bulan ini Moskwa mengungkapkan, Rusia sedang menguji "senjara nuklir siluman" Satan 2.
Nama resmi senjata itu adalah Sarmat RS-28 dan akan menggantikan rudal tua R-36M era Uni Soviet, yang oleh ahli militer NATO dijuluki “Satan” (Setan).
“Dalam ari ini, rudal Sarmat tidak hanya akan menjadi penerus R-36M, tetapi juga sampai batas tertentu akan menentukan ke arah mana pengkalan nuklir di dunia akan dikembangkan,” seperti dilaporkan jaringan berita Rusia, Zvezda.
Media Rusia itu mengatakan, rudal tersebut diharapkan mampu mengirim hingga belasan hulu ledak, yang secara efektif mungkin dapat menghancurkan wilahyah selas "Texas atau Perancis".
Rudal itu juga diharapkan memiliki jangkauan hingga 10.000 km, memungkinkan Moskwa bisa menyerang kota-kota di Eropa, termasuk London dan kota-kota besar di pantai barat dan timur AS.