Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Omar Mateen Sempat Beli Perhiasan Mahal Sebelum Menembak Mati 49 Orang di Orlando

Enam hari kemudian, dia menembak mati 49 orang dan melukai 53 orang lain di dalam kelab malam Pulse di Orlando.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Omar Mateen Sempat Beli Perhiasan Mahal Sebelum Menembak Mati 49 Orang di Orlando
TIME
50 ribu orang mengenang korban penembakan di Orlando 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, FLORIDA – Lembaga penegak hukum di Amerika Serikat masih melanjutkan penyelidikan kasus penembakan brutal di kelab malam Pulse, Orlando.

Meski pelaku telah diketahui dan tewas dalam penyergapan Minggu pekan lalu, namun penyelidikan tetap dilakukan untuk mengumpulkan lebih banyak informasi terkait kasus ini.

Seperti yang telah diberitakan, pemuda 29 tahun keturunan Afganistan, Omar Mateen melakukan serangan di kelab khusus gay itu. Sebanyak 49 orang tewas dan 53 lainnya terluka.

Dari hasil penyelidikan terkini, Omar Mateen dilaporkan telah membeli perhiasan berharga hampir 9.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp117.000.000 sebelum ia melakukan penembakan massal yang tercatat terburuk dalam sejarah AS.

Omar Mateen dilaporkan membeli perhiasan mahal di Kay Jewelers di Jensen Beach, Florida pada Senin (6/6/2016), menurut ABC News, yang tidak mencantumkan sumber.

Enam hari kemudian, dia menembak mati 49 orang dan melukai 53 orang lain di dalam kelab malam Pulse di Orlando.

Berita Rekomendasi

Sumber itu menyatakan pemilik toko perhiasan Kay, kini tengah bekerja sama dengan pihak keamanan dalam penyelidikan kasus pembunuhan tersebut.

Sebelumnya juga Pemilik toko senjata di Florida, AS, mengaku, penyerang bersenjata dalam tragedi Orlando datang ke tokonya untuk membeli pelindung tubuh dan 1.000 butir peluru.

Robert Abell, pemilik toko senjata Lotus Gunworks di Jensen Beach, Florida, Kamis (16/6/2016) menuturkan, seorang pemuda datang ke tokohnya lima minggu sebelum insiden penyerangan di kelab malam gay Pulse, Orlando.

Abell mengatakan, dia menolak permintaan calon pembeli itu karena curiga. Sebab, pria itu meminta jenis pelindung tubuh tingkat tinggi yang biasanya digunakan oleh penegak hukum.

Menurut Abell, pemuda calon pembeli itu pulang dengan tangan kosong. Toko pun memberitahu Biro Investigasi Federal (FBI).

Namun, karena tidak ada transaksi, pihak toko tidak mengecek identitas pria itu. Pemilik toko pun tidak apat memberikan nama apapun kepada otoritas terkait.

Abell mengatakan, pegawai toko baru menyadari tentang calon pembeli adalah Omar Mateen (29), pelaku penembakan di kelab malam gay Pulse, setelah ada laporan media tentang insiden itu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas