Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Salib Yesus di Kuburan Aomori Jepang Dua Kali Ditumbangkan Warga Kristen

Apakah ada protes dari Gereja Katolik atau pastor yang ada?

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Salib Yesus di Kuburan Aomori Jepang Dua Kali Ditumbangkan Warga Kristen
Foto Richard Susilo
Kuburan Yesus dan Isukiri san di desa Shingo (dulu bernama Herai) di perfektur Aomori Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kuburan Yesus Kristus di desa Shingo (dulu bernama Herai) perfektur Aomori Jepang ternyata memiliki sejarah yang menarik dan penuh kecaman dari penganut Kristen.

Termasuk pula salib Yesus yang dipancangkan dikuburan Yesus pernah dua kali ditumbangkan oleh warga Kristen serta telepon protes dan surat protes lain yang diterima Kepala Desa Shingo di masa lalu.

Berikut adalah wawancara khusus Tribunnews.com saat ini, Senin (11/7/2016) dengan Kepala Desa Shingo, Yoshimi Sudo.

Sejak kapan ada kuburan Yesus ini di desa Singo?

"Kalau tak salah sejak tahun 1935 dan kemudian dibangun Museumnya tahun 1970."

Apakah tidak ada yang protes terhadap kuburan Yesus yang ada di desa Singo ini?

Berita Rekomendasi

"Ada di masa lalu, baik surat protes maupun telepon dari para warga Kristen di Jepang terutama dari yang tinggal di Tokyo. Tetapi telpon dari pemerintahan, apalagi dari kantor PM Jepang tidak pernah ada yang saya tahu."

Protes yang datang ke desa Singo apakah ada?

"Ada. Sedikitnya dua kali salib Yesus tersebut pernah ditumbangkan, dijatuhkan karena mereka menentang adanya keberadaan kuburan Yesus tersebut. Namun tak sampai ribut besar," katanya.

Bagaimana Kepala Desa melihat mengenai keberadaan Kuburan Yesus ini?

"Terlepas dari soal kepercayaan atau agama, saya hanya melihat meneruskan legenda dan keberadaan yang ada sejak lama itu saja. Mungkin bisa melihatnya sebagai bagian dari hiburan saja. Ada festival Kristus setiap tahun dengan tari-tarian mengelilingi kuburan Yesus tersebut setiap Minggu pertama bulan Juni."

Berapa banyak yang datang ke desa Singo untuk melihat kuburan Yesus tersebut?

"Kalau saat festival hanya sekitar 300 orang saja hadir. Tetapi setahun desa ini dikunjungi sekitar 30.000 pengunung wisatawan dalam dan luar negeri. Jadi kuburan Yesus sebagai salah satu daya tarik pariwisata pula sehingga banyak yang hadir ke sini," ujarnya.

Apakah ada protes dari Gereja Katolik atau pastor yang ada?

"Kalau dari Roma pernah ada surat mempertanyakan kuburan Yesus. Tetapi dari para pastor atau gereja Katolik tak pernah ada protes yang kami terima."

Seorang pastor Katolik Jepang, Yamaura, kepada Tribunnews.com mengatakan, "Kita semua orang Jepang umumnya sudah tahu adanya kuburan tersebut. Tak ada kaitan dengan agama, itu sepenuhnya hanya hiburan saja, tak perlu diperhatikan lebih lanjut."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas