Pelaku Teror Nice Dikenal Sebagai Pria Tampan yang Tak Ramah
Sosok pelaku teror di Nice, Perancis, ternyata selama ini dikenal sebagai pria tampan yang tak ramah.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, NICE - Sosok pelaku teror di Nice, Perancis, ternyata selama ini dikenal sebagai pria tampan yang tak ramah.
Mohamed Lahouaiej Bouhlel disebutkan menjadi pelaku serangan pada Kamis (14/7/2016) yang menewaskan sebanyak 84 orang itu.
Bouhlel diketahui merupakan seorang pria kelahiran Tunisia berusia 31 tahun yang berprofesi sebagai seorang kurir dan telah memiliki tiga orang anak.
Meski memiliki catatan kriminal pada Maret tahun ini, Bouhlel diketahui tak memiliki keterkaitan dengan organisasi teroris apapun.
Namun, karena aksinya dinilai sejalan dengan desakan serangan yang disuarakan oleh organisasi teror, Bouhlel lalu disebut sebagai teroris yang kemungkinan ada kaitannya dengan radikalisme.
Para tetangga yang seapartemen dengan Bouhlel juga menilai penampilannya sama sekali tak menunjukkan bahwa ia adalah seorang radikal atau fanatik agama.
Bahkan, Bouhlel kerap disebut sebagai pria yang "berpenampilan baik" dan "tampan", hingga dibandingkan dengan aktor kawakan Hollywood.
"Ia adalah sosok pria yang tampan, dengan rambut yang penuh uban, sedikit mirip dengan aktor George Clooney," sebut seorang warga, Jasmine.
Tetapi, para tetangganya juga menyebutkan bahwa Bouhlel bukanlah sosok yang ramah, sebab jarang menyapa dan berbicara, bahkan kerap "memelototi".
"Pria yang berpenampilan menarik itu suka memelototi kedua putri saya," kata seorang warga lain yang tak disebutkan namanya.
"Dia tak pernah menjawab ketika kami sapa atau ajak berbicara, malah memelototi kami saja," sambung Jasmine.
Sejumlah tetangganya juga menyebut Bouhlel sebagai sosok yang menyeramkan serta suka berjudi dan mabuk-mabukan.
Sedangkan, ayahnya, Mohamed Mondher Lahouaiej Bouhlel, mengatakan bahwa sebenarnya Bouhlel pernah mengalami depresi setelah ditinggalkan istrinya.
"Ia gampang sekali marah dan berteriak-teriak. Apapun yang ada di hadapannya dihancurkannya," tutur sang ayah.
Selain menewaskan 84 orang, kejadian itu juga mencederai 200 orang dan 50 orang di antaranya adalah anak-anak, yang kebanyakan berkondisi kritis. (The Guardian/Telegraph)