Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Garda Nasional Rusia Pesan Senjata Khusus Kawasan Padat Penduduk

Rusia menciptakan senjata baru untuk Garda Nasional Rusia yang akan menggantikan “Pecheneg” dan senapan mesin Kalashnikov.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Garda Nasional Rusia Pesan Senjata Khusus Kawasan Padat Penduduk
Kompas.com
Mikhail Kalashmokov dan AK-47, senjata rancangannya 

TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Rusia menciptakan senjata baru untuk Garda Nasional Rusia yang akan menggantikan “Pecheneg” dan senapan mesin Kalashnikov.

Kementerian Dalam Negeri Rusia memastikan senjata buatan dalam negeri terbaru untuk Garda Nasional Rusia bakal digunakan khusus di wilayah padat penduduk. Senjata yang sudah ada terlalu besar digunakan untuk di perkotaan.

Tugas utama yang diminta pasukan keamanan kepada pihak pengembang senjata terbaru itu ialah bahwa senjata tersebut harus menjadi senjata yang tepat untuk digunakan di daerah tertutup. Demikian dilansir RBTH Indonesia, Jumat (22/7/2016).

Senjata terbaru ini harus ringan dan dilengkapi kaliber kecil dengan hentakan tembakan yang minimal.
Model terbaru dibangun berdasarkan perlengkapan tempur “Ratnik.”

Model ini dimaksudkan menggantikan senapan mesin “Pecheneg” yang digunakan pasukan khusus Kementerian Dalam Negeri Rusia, kata Dmitry Safonov, analis militer dari surat kabar Izvestia.

Perlengkapan tempur Ratnik adalah perlengkapan tentara baru yang mulai dipasok untuk pasukan Rusia sejak Mei lalu. Perlengkapan tempur ini dapat melindungi tentara dari ledakan dan pecahan peluru, senjata api, sistem proteksi, serta komunikasi, navigasi, dan sistem desain target — yang berjumlah 50 elemen.

Ratnik telah dipasok secara bertahap untuk pasukan Rusia sejak Mei lalu. Seragam ini terutama didesain untuk penembak, pengemudi kendaraan lapis baja, serta pengendali senjata pesawat tempur.

Berita Rekomendasi

“Pecheneg" dan Kalashnikov tak mudah untuk digunakan — hanya seorang profesional dan berpengalaman yang dapat menggunakan senjata ini. Kedua senjata ini dapat menyebabkan konsekuensi serius jika berada di tangan pasukan militer yang minim pengalaman. Misalnya, kaki-dua (bipod) senapan “Pecheneg” yang berada langsung di bawah pemicu tidak memungkinkan pasukan khusus menembakkan peluru langsung dari jendela sebuah gedung rumah susun. Senapan jenis ini memiliki posisi tembak dalam ruangan dan sebagai akibatnya, senapan ini tidak memungkinkan pasukan militer untuk melihat situasi di luar jendela,” kata sang ahli.

Menurut dia, baik senapan mesin Kalashnikov maupun “Pecheneg” memiliki kekuatan tembak yang tinggi karena menggunakan peluru yang dapat terpencar luas.

“Tembakan senjata api jenis ini dapat melubangi dinding antarruangan pada gedung rumah susun yang terbangun dari beton. Hal ini harus dihindari dalam kasus penembakan dalam kota. Hal tersebut, secara khusus, menjelaskan alasan pemilihan peluru 5,45 milimeter,” kata Safonov menambahkan.

Saat ini aparat penegak hukum bersenjata juga memiliki senapan mesin Kalashnikov dengan peluru serupa. Modelnya bagus, tapi cadangan pelurunya terlalu sedikit, hanya 45 peluru.

"Butuh waktu lama untuk mengisi ulang. Senjata itu tidak nyaman digunakan dalam pertempuran di ruang yang terbatas,” kata Safonov.

Model terbaru senjata ini dinamai “Kord-5,45” dan hadir sebagai versi mini dari senapan mesin kaliber besar dengan sabuk amunisi berukuran 12,7 x 108 milimeter.

Kord-5,45 diciptakan untuk amunisi menengah berukuran 5,45 x 39 milimeter, dan menurut para pengembang, prototipe senapan sudah dapat dipamerkan pada akhir tahun ini.

Senapan ini mampu menghasilkan mulai dari 800 hingga 900 tembakan per menit. Pengisian ulang dapat dilakukan baik secara konvensional dengan sabuk amunisi maupun tabung (cartridge amunisi) dari senapan AK-74 dengan 30, 35, dan 60 butir peluru pada masing-masingnya. 

Senjata terbaru ini direncanakan akan dilengkapi laras senapan berukuran 900 dan 750 milimeter yang dapat diganti, serta popor lipat. Senapan ini juga dapat dilengkapi dengan pembidik tambahan.

Pembuatan senapan Kord-5,45 akan menelan biaya sekitar 25 juta rubel (sekitar Rp 5,1 miliar).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas