Ternyata Kyoto Jepang Jadi Target Pertama Bom Atom AS pada Perang Dunia II
Sebelumnya ditargetkan ternyata Kyoto yang akan dibom pihak sekutu terutama Amerika Serikat (AS).
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jatuhnya bom atom di Hiroshima 6 Agustus 1945 sebenarnya jadi pilihan kedua.
Sebelumnya ditargetkan ternyata Kyoto yang akan dibom pihak sekutu terutama Amerika Serikat (AS).
Berbagai dokumen rahasia yang diungkap baik oleh Jepang maupun Amerika Serikat selama ini, juga beberapa dokumen yang diteliti Tribunnews.com beberapa hari terakhir, mengungkapkan sebenarnya Kyoto lah yang jadi target utama pengeboman pihak AS untuk menjatuhkan bom atom kedua kali di dunia, setelah Meksiko.
Memang ada 17 target kota yang akan diserang bom atom AS saat diskusi dimulai 27 April 1945. Masing-masing adalah Tokyo Bay, Kawasaki, Yokohama, Nagoya, Osaka, Kobe, Kyoto, Hiroshima, Kure, Yawata, Kokura, Shimosenka, Yamaguchi, Kumamoto, Fukuoka, Nagasaki, dan Sasebo.
Tokyo sudah pasti tak jadi dibom karena sebelumnya telah dibombardir dengan bom biasa oleh AS. Praktis Tokyo lumpuh. Namun karena AS melihat Jepang masih 'bandel' belum mau menyerah, maka diputuskan menjatuhkan bom atom.
Jenderal Leslie Richard Groves, kepala Proyek Manhattan, keras kepala agar Kyoto dibom pertama karena jumlah populasi cukup banyak, karena pernah menjadi ibukota Jepang, hilir mudik kereta api sambungan ke berbagai kota, dan diperkirakan akan berdampak luas menghancurkan moral warga Jepang.
Namun hal ini ditolak mentah-menta oleh Sekretaris Perang, Henry Stimpson.
Sampai dengan pertemuan kedua para petinggi militer AS diputuskan Kyoto sebagai target pertama, lalu Hiroshima, kemudian Yokohama, target keempat Kokura, dan target kelima Niigata.
Tanggal 30 Mei 1945 Stimson bertemu Groves membicarakan target pengeboman. Tetap saja Stimlson menolak Kyoto dijadikan target pengeboman.
Tanggal 6 Juni 1945 Stimson bertemu Presiden Truman mengimbau agar tidak mengebom Kyoto.
Dua hal alasan Stimson. Pertama dia tak mau citra AS jelek di masa depan, tak mau disangka AS seperti Hitler juga yang kejam.
Hal kedua menurut Stimson karena bom nuklir yang akan dijatuhkan itu sangat kuat sehingga benar-benar akan menghancurkan Kyoto sebagai kota budaya.
Truman akhirnya setuju dan 25 Juli 1945 memutuskan untuk menjadikan target pertama 6 Agustus pengeboman Kota Hiroshima dengan catatan, agar tempat yang banyak wanita dan anak-anak dijauhkan.
Hanya menargetkan fasilitas militer dan kekuatan tentara Jepang di situlah boleh dibom.
Banyak yang mempertanyakan, mengapa Stimson mempertahankan Kyoto sejak pertama agar tidak dibom? Padahal Groves bersikukuh agar Kyoto lah dibom pertama kali sejak awal diskusi para petinggi militer.
Dari penyelidikan menunjukkan, akhir tahun 1920-an Stimson pernah ditempatkan sebagai Gubernur Jenderal di Filipina dan telah mengunjungi banyak kota termasuk Kyoto.
Ada kemungkinan saat bulan madu pun Stimson ke Kyoto dan sangat berkesan dengan Kota Kyoto sehingga untuk tidak menghapus memorynya saat bulan madu yang sangat indah di Kyoto, Stimson mempertahankan Kyoto agar tidak dibom.
Apapun yang terjadi di masa lalu, Stimson merupakan pelindung orang Jepang, khususnya warga Kyoto, karena berkat dialah Kyoto tidak jadi di bom.
Setelah Hiroshima 9 Agustus, bom atom kedua kali dijatuhkan di Nagasaki yang diduga kuat saat itu sebagai pangkalan militer angkatan laut dan selam Jepang sangat kuat sehingga jadi target pengeboman.