Wakil Presiden Lotte Group Ini Bunuh Diri demi Menyelamatkan Bosnya?
Tetapi setelah Lee tewas, semua rencana penyelidikan untuk membongkar skandal korupsi ini akhirnya terkubur selamanya
Penulis: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Berita Lee In Won yang bunuh diri, Kamis (26/8/2016) dengan cara gantung diri membuat kasus korupsi di tubuh Lotte Group menguap.
Tidak heran jika media lokal menduga, Lee bunuh diri demi menyelamatkan bos-nya dari target jaksa dan polisi untuk menjerat mereka karena kasus korupsi.
Lee ditemukan tewas gantung diri beberapa jam sebelum ia seharusnya datang ke kantor Kejaksaan Wilayah Seoul Pusat untuk dimintai keterangan mengenai dugaan dana gelap dan kegiatan ilegal lainnya.
Jika Lee hadir di kantor Kejaksaan dan memberikan keterangan, maka jaksa bisa memanggil pendiri Lotte Shin Kyuk Ho dan Presiden Lotte Group Shin Dong Bin yang merupakan tokoh utama dari skandal korupsi di tubuh Lotte Group, perusahaan terbesar kelima di Korea Selatan itu.
Tetapi setelah Lee tewas, semua rencana penyelidikan untuk membongkar skandal korupsi di tubuh Lotte Group ini akhirnya terkubur selamanya.
Dikutip dari Korea Times, Kasus seperti ini sudah sering terjadi. Ada beberapa orang penting di Korea yang terlihat skandal dan akhirnya bunuh diri. Demi menutupi skandal mereka atau bosnya, mereka bersedia bunuh diri.
Pada bulan Desember 2014, seorang petugas polisi bermarga Choi ditemukan tewas bunuh diri setelah diduga membocorkan dokumen rahasia ke media massa.
Diduga, seseorang di atasnya ikut berperan dalam upaya itu agar bisa menumbangkan Presiden Park Geun Hye dan tiga pembantunya. Setelah Choi bunuh diri, polisi kesulitan untuk bisa membongkar kasus tersebut.
Pada bulan Juli 2014, Kim Kwang Jae, mantan Presiden Korea Rail Network Authority (KRNA) melompat ke sungai Han dari jembatan.
Ia diduga bunuh diri karena diketahui polisi menerima suap dari salah satu perusahaan penyuplai ke KNRA. Penyelidikan polisi berakhir setelah ia tewas.
Beberapa figur penting di sebuah perusahaan juga melakukan bunuh diri demi menutup penyelidikan yang dilakukan polisi demi skandal atau kasus yang melibatkan mereka.
Mereka adalah Chung Mon Hun, mantan Presiden Hyundai Group; Nam Sang Kook, mantan Pimpinan dari Daewoo Engineering and Construction; Ahn Sang Yeong, mantan Walikota Busan, dan Park Tae Young, mantan Gubernur Provinsi Jeolla Selatan.