Presiden Filipina: Tidak Perlu Aturan Hukum untuk Memburu Teroris!
Duterte menyatakan "keadaan tanpa hukum" untuk melawan terorisme dan memperkuat kampanye melawan perdagangan obat ilegal.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dini hari Sabtu (3/9/2016) langsung bersikap keras menanggapi serangan teroris berupa ledakan yang terjadi di sebuah pasar malam di Kota Davao, Filipina, Jumat malam.
Ledakan ini menewaskan 14 orang dan melukai 71 lainnya.
Duterte menyatakan "keadaan tanpa hukum" untuk melawan terorisme dan memperkuat kampanye melawan perdagangan obat ilegal.
Berbicara dalam sebuah wawancara televisi, ia menjelaskan "bukanlah hukum bela diri. Tetapi itu untuk kepentingan nasional, terkoordinasi dengan baik oleh militer dan polisi."
"Saya punya tugas untuk melindungi negara. Saya memiliki tugas menjaga integritas bangsa ini secara utuh,"tambahnya.
"Akan ada pos pemeriksaan utama," katanya.
Sekitar pukul 04.00 pagi hari Sabtu waktu setempat, Duterte mengunjungi tempat ledakan di pasar malam di kota Davao.
"Ini adalah tidak pertama kalinya di Davao telah jatuh korban kekerasan teroris," ia menambahkan, mengutip ada teroris di masa lalu.
Dia mengatakan hal tersebut terjadi karena Kota Davao"tidak di bawah sebuah negara fasis."
"Semua orang dapat datang dan keluar dari Davao," katanya.
"Davao aman, ada tidak ada kriminalitas di sini. Kecuali terorisme."
Ia memerintahkan polisi dan militer untuk melakukan pencarian dan mendirikan pos-pos pemeriksaan di kota.
Ia berpesan kepada warga Davao, katanya "tetaplah tenang."
"Pemerintah ada bersama dengan Anda. Kami akan melindungi semua orang,"katanya. (INQUIRER)