Ketika Dunia Memuji Indonesia di Bidang Kontraterorisme
Keberhasilan Indonesia di bidang kontraterosime mendapat diapresiasi dalam Pertemuan ke-21 ASEAN-European Union Ministerial Meeting di Thailand.
Penulis: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Keberhasilan Indonesia di bidang kontraterosime mendapat apresiasi perwakilan negara-negara di dunia yang menghadiri Pertemuan ke-21 ASEAN-European Union Ministerial Meeting.
Pada pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memimpin pembahasan agenda kerja sama menghadapi tantangan keamanan global menyangkut kontraterorisme, deradikalisasi, migrasi, dan penyelundupan manusia.
“Kerja sama kemitraan ASEAN-Uni Eropa penting diperkuat, utamanya dalam memerangi aksi terorisme dan ekstremisme melalui kerja sama konkret kedua belah pihak,” ujar Menteri Retno di AEMM, Bangkok, Thailand, Sabtu (14/10/2016), seperti dalam rilis KBRI Bangkok yang diterima Tribunnews.com di Jakarta, Minggu (16/10/2016).
Baca: Menengok Diplomasi Maraton Menlu Retno di Bangkok
Indonesia menawarkan tiga hal pokok memberantas terorisme melalui penguatan kerja sama kontra-terorisme; penguatan kemampuan unit antiteror dan counter cyber terrorism; dan pengarusutamaan pendekatan soft power melalui pendidikan, peningkatan peran perempuan, civil society, serta organisasi kemasyarakatan dan agama.
Sejumlah negara anggota Uni Eropa mengapresiasi usulan Indonesia, terutama pendekatan soft power yang menekankan nilai-nilai toleransi dan moderasi di masyarakat. Ke depan, diharapkan ada peningkatan kerja sama menyebarkan nilai-nilai tersebut, baik melalui kerja sama bilateral maupun regional.
Pada agenda prioritas dan arah ke depan kerja sama kemitraan ASEAN-Uni Eropa, Indonesia menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama maritim, khususnya penanggulangan IUU Fishing.
Sebagai salah satu isu strategis bersama, Indonesia menggarisbawahi perlunya IUU Fishing dimasukkan sebagai isu kejahatan transnasional mengingat adanya kaitan antara IUU Fishing dengan kegiatan penyelundupan manusia, perdagangan obat terlarang, hingga senjata.
Pertemuan ke-21 AEMM menghasilkan “Bangkok Declaration on Promoting an ASEAN-EU Global Partnership for Shared Strategic Goals” sebagai landasan dan komitmen ASEAN-Uni Eropa dalam memperkuat kerja sama menuju kemitraan strategis di masa datang. ASEAN – UE akan memperingati 40 tahun kemitraan. Tahun depan, ASEAN – UE mempersiapkan Plan of Action untuk 2018 – 2022.
Baca: Diplomasi Angklung Begitu Menggoda Diplomat Asing di Saung Udjo
Pertemuan dihadiri seluruh negara anggota ASEAN dan Uni Eropa serta dipimpin bersama oleh Menteri Luar Negeri Thailand, selaku Country Coordinator kerja sama kemitraan ASEAN-Uni Eropa (2015-2018), dan Menteri Luar Negeri Slovakia, sebagai Presiden Dewan Uni Eropa saat ini.
Di sela ajang ini Menlu Retno melakukan pertemuan dengan Menlu/Ketua Delegasi dari 8 (delapan) Negara Anggota Uni Eropa, yakni Belanda, Denmark, Luxembourg, Latvia, Italia, Lithuania, Perancis dan Polandia.
Delegasi RI pada Pertemuan ke-21 AEMM dipimpin oleh Menlu RI dan didampingi oleh Duta Besar RI di Bangkok, Direktur Polkam ASEAN, serta pejabat/staf dari Direktorat MWAK, PTRI ASEAN, dan KBRI Bangkok.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.