Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelajar SMP Jepang Mau Bunuh Diri karena Berasal dari Tempat Ledakan Nuklir

Hari ini catatan pelajar tersebut diungkapkan oleh Pengacaranya kepada pers, terbaca tulisan tangannya.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pelajar SMP Jepang Mau Bunuh Diri karena Berasal dari Tempat Ledakan Nuklir
Richard Susilo
Catatan pelajar SMP Jepang yang mau bunuh diri berkali-kali karena di-bully berasal dari tempat ledakan nuklir Fukushima 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang pelajar kelas satu SMP Jepang yang belajar di Yokohama, berasal sebelumnya (pindahan) dari kota Fukushima tempat ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir tahun 2011, ternyata terungkap mau bunuh diri berkali-kali karena di-bully teman-temannya.

"Kami sangat prihatin dengan adanya bully tersebut dan minta maaf telah terjadi di kota ini," ujar Fumiko Hayashi Walikota Yokohama dalam konperensi persnya.

Demikian pula Kepala Dinas Pendidikan kota Yokohama juga meminta maaf atas terjadinya hal tersebut dan berjanji akan menangani dengan baik.

"Langkah-langkah pencegahan akan kami lakukan agar tak terulang di masa depan," ujar Inspektur pendidikan Yuko Okada.

Dalam kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi tahun 2011, seorang anak lelaki telah diungsikan ke kota Yokohama.

Ternyata selama ini mendapat perlakuan ejekan (bully) dari teman-teman sekolahnya dengan julukan "Jamur" dan dijauhkan oleh teman-teman sekolahnya.

Berita Rekomendasi

Hari ini catatan pelajar tersebut diungkapkan oleh Pengacaranya kepada pers, terbaca tulisan tangannya.

"Saya diejek teman-teman dan mau bunuh diri berkali-kali sebenarnya. Tapi karena melihat sudah banyak sekali orang yang meninggal akibat bencana nuklir tersebut, saya menahan diri sampai kini."

Orangtua anak tersebut juga merasa frustasi dan kecewa terhadap perlakuan para pendidik di Yokohama.

Demikian pula keluhannya ke Dewan Pendidikan Yokohana tidak diperhatikan selama ini, papar orangtua anak tersebut.

Orangtua itu berharap dengan pengungkapan tersebut banyak mata akan terbuka bahwa telah terjadi ijime (bully) terhadap penduduk terutama anak-anak yang berasal dari Fukushima dalam pengungsiannya saat ini.

Seorang ibu Fukushima beberapa wkatu lalu khusus kepada Tribunnews.com saat berkunjung ke Fukushima juga menyatakan hal serupa.

"Anak saja dibully sebenarnya oleh teman-temannya karena teman-temannya takut kalau terkena radioaktif juga dari anaknya yang dipikirnya tercemar radioaktif akibat berasal dari Fukushima. Tapi saya menceramahinya terus hampir setiap hari agar bersabar dan bertahan terhadap bully-bully demikian," katanya dengan muka sedih.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas