Perusahaan Tiongkok Ini Paksa Pegawai Makan Ulat Jika Tak Capai Target
Sebuah perusahaan di Tiongkok menghukum para pegawainya untuk makan ulat jika target penjualannya tak tercapai.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, HANZHONG - Sebuah perusahaan di Tiongkok menghukum para pegawainya untuk makan ulat jika target penjualannya tak tercapai.
Perusahaan yang bergerak di bisnis perabotan rumah tangga dan berpusat di Provinsi Shaanxi itu memiliki cara berbeda dalam menghukum pegawainya, yaitu menelan ulat.
Hukuman berlaku untuk para pegawai di bidang pemasaran yang gagal mencapai target penjualan bulanannya.
Biasanya, hukuman diberikan saat rapat bidang pemasaran perusahaan itu digelar, yang diikuti sekitar 60 pegawai.
Pemimpin rapat, yang biasanya adalah kepala bidang pemasaran, akan membawa sekantong plastik.
Dalam plastik itu terdapat sejumlah ulat, sumpit, gelas, dan beberapa botol minuman keras khas Tiongkok, baijiu.
Siapa saja yang kedapatan tidak mencapai target penjualan akan dipaksa menelan ulat dicampur baijiu itu.
Untuk tiap satu customer yang gagal bersepakat dengan para pegawai itu, mereka harus memakan setidaknya empat ulat.
Menurut seorang pejabat perusahaan tersebut, setiap pegawai perusahaan itu sebenarnya sudah menandatangani kontrak atas hukuman tersebut.
Melalui kontrak tersebut, para pegawai diklaim sepakat bahwa jika mereka gagal mencapai target, mereka akan siap menghadapi hukuman.
Undang-undang perburuhan Tiongkok sebenarnya sudah mengatur bahwa perusahaan-perusahaan yang memberikan hukuman fisik pada pegawainya wajib memberi kompensasi.
Namun, masih saja banyak kasus sanksi kejam terhadap pegawai atau buruh di Tiongkok, dari dipukuli pada bagian pantat sampai dipaksa minum larutan pahit daun pare. (Yibada/Straits Times)