Malaysia Kembali Menguning, Ribuan Warga Demo Tuntut Perdana Menteri Najib Razak Mundur
Malaysia kembali 'menguning', di mana ribuan warga berdemonstrasi untuk menuntut Perdana Menteri Malaysia mundur.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Malaysia kembali 'menguning', di mana ribuan warga berdemonstrasi untuk menuntut Perdana Menteri Malaysia mundur.
Jalanan Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (19/11/2016), dibanjiri ribuan warga berbusana kuning untuk kedua kalinya sejak Agustus 2015.
Busana kuning tersebut merupakan ciri khas Koalisi Pemilu Bersih dan Adil (Bersih), kelompok pro-demokrasi yang menggerakkan aksi demo itu.
Kelompok tersebut memang selama ini menjadi pihak yang mendesak dan mendukung penurunan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Demonstran berkumpul di berbagai titik ibu kota negara tersebut, seperti di Jalan Bangsar, Jalan Masjid Negara, dan Jalan Masjid Jamek.
Turut ikut berunjuk rasa juga putri mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Marina Mahathir.
"Kami ingin pemerintahan yang bersih!" demikian seru seorang pendemo, Derek Wong, yang juga berbusana kuning.
Derek Wong juga mengutarakan harapannya agar Najib Razak segera mundur dari jabatannya dan diadili atas tuduhan korupsi yang menimpanya.
Aksi demonstrasi ini sebenarnya sempat dikhawatirkan berujung bentrok, lantaran ada kelompok pro-pemerintah yang ingin ikut berdemo.
Kelompok tersebut biasa diidentikkan dengan busana serba merahnya.
Sebelumnya, Najib Razak meminta agar kekerasan tidak dilakukan dalam aksi demo dan menekankan bahwa kekerasan tidak akan ditoleransi.
Peringatan Najib Razak itu mewaspadai adanya kelompok pro-pemerintah yang ingin turun ke jalan dan ikut menyampaikan pendapatnya.
"Pihak lain yang mendukung pemerintah juga boleh saja ikut turun ke jalan, tapi saya tidak mau ada kekerasan fisik terjadi," tambahnya.
Pemerintah Malaysia telah mengerahkan kepolisian untuk bersiaga dengan gas air mata dan meriam air demi menangani adanya tindak kekerasan. (New Straits Times Online/AFP)