Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hasil Penyelidikan CIA: Rusia Coba Membantu Trump Menangkan Pilpres

Surat-surat elektronik itu kemudian dirilis secara bertahap beberapa bulan sebelum pemilihan presiden digelar.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Hasil Penyelidikan CIA: Rusia Coba Membantu Trump Menangkan Pilpres
Getty
Donald Trump 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Sebuah penyelidikan rahasia yang dilakukan CIA menemukan bahwa Rusia mencari cara untuk memenangkan Donald Trump dalam Pilpres AS.

Kabar yang disampaikan harian The Washington Post pada Jumat (9/12/2016) itu langsung memicu kemarahan dari kubu Donald Trump.

"Ini adalah orang-orang yang sama dengan yang mengatakan bahwa Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal," demikian pernyataan tim transisi Donald Trump.

"Pilpres sudah lama berakhir dalam sebuah kemenangan terbesar dalam sejarah. Sekarang sudah saatnya melangkah, saat menjadikan Amerika hebat kembali," kata tim Donald Trump.

Kabar ini dimuat The Washington Post setelah Presiden Barack Obama memerintahkan evaluasi dugaan serangan siber terhadap proses Pemilihan Presiden 2016.

Harian itu mengutip pernyataan sejumlah pejabat yang menyebut sejumlah individu memiliki hubungan dengan Moskwa memberikan sejumlah e-mail rahasia tim Hillary Clinton kepada Wikileaks.

Surat-surat elektronik itu kemudian dirilis secara bertahap beberapa bulan sebelum pemilihan presiden digelar.

Berita Rekomendasi

The Washington Post menulis, tujuan Rusia adalah membantu Donald Trump menang tanpa melanggar proses Pemilihan Presiden AS.

"Ini adalah penilaian yang dilakukan komunitas intelijen AS bahwa tujuan Rusia adalah membantu Trump memenangkan pemilu," demikan The Washington Post mengutip seorang senator.

Dalam pertemuan dengan beberapa senator pekan lalu, CIA mengatakan bahwa sangat jelas kemenangan Trump adalah tujuan Rusia.

Namun, sejumlah pertanyaan tetap tak terjawab dan penilaian CIA itu miskin bukti yang bisa menjelaskan keterlibatan Rusia.

Misalnya, CIA tak memiliki bukti bahwa Rusia mengendalikan sejumlah orang untuk memasok e-mail Partai Demokrat yang diretas ke CIA.

Namun, pendiri Wikileaks, Julian Assange, membantah kelompoknya memiliki hubungan dengan Pemerintah Rusia.(Ervan Hardoko/AFP)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas