Seorang Bayi Ikut Disandera di Dalam Pesawat Libya yang Dibajak 2 Orang Bersenjata
Otoritas Malta tengah berurusan dengan ancaman pembajakan pesawat terbang Libya yang mengangkut 118 orang.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MALTA – Otoritas Malta tengah berurusan dengan ancaman pembajakan pesawat terbang Libya yang mengangkut 118 orang.
Demikian Perdana Menteri Malta Joseph Muscat mengatakan kepada pers, Jumat (23/12/2016).
Pesawat penerbangan Libya yang dioperasikan oleh Afriqiyah Airways itu mendarat di Bandar Udara Internasional Malta.
Saat bersamaan dilaporkan pasukan keamanan setempat menunggu pesawat itu mendarat untuk membebaskan sandera.
Joseph Muscat dalam tweet-nya mengungkapkan "ia telah mengetahui kabar pembajakan pesawat penerbangan dari Libya yang dialihkan ke Malta. Aparat keamanan dan operasional darurat tengah siaga."
Baca: Pembajak Pesawat Afriqiyah Airways Berpenumpang 118 Orang Mengaku Membawa Bom
Dalam cuitan selanjutnya, ia mengatakan pesawat itu membawa penumpang 111 orang, termasuk seorang bayi.
Kantor berita Perancis AFP mengatakan ada tambahan tujuh anggota kru pesawat sehingga ada 118 orang di pesawat yang dibajak itu.
Pesawat itu terbang dari Sabha, sebuah kota di barat daya Libya, ibukota, Tripoli
Baca: BREAKING NEWS: Pesawat Airbus Berpenumpang 118 Orang Dibajak dari Penerbangan Libya ke Malta
Petugas komunikasi Maltese Kementerian luar negeri, Etienne Saint John, mengatakan kepada CNN bahwa personil keamanan sudah bersiaga di tempat kejadian.
"Ada pertemuan yang berlangsung di Kantor Perdana Menteri mengenai pesawat."
Menurut situs Bandara, beberapa pesawat telah dialihkan ke Bandar Udara Catania-Fontanarossa di Italia.
Oleh media setempat, dilaporkan ada dua pembajak yang terlibat, yang mengancam untuk membom pesawat, menurut laporan awal. (CNN/BBC/AFP).