Diboikot, Donald Trump Berikan Bangku Kosong untuk Orang Lain
Sangat disesali jika mereka tidak ingin ikut serta dalam transisi kekuasaan yang damai itu
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Soal boikot pelantikannya, presiden terpilih Donald Trump siap memberikan bangku kosong untuk orang lain.
Juru bicara tim transisi Donald Trump Sean Spicer akhirnya menanggapi soal rencana pemboikotan oleh sejumlah politisi AS terhadap pelantikan Trump pada 20 Januari mendatang.
Menurut Sean Spicer, Rabu (18/1/2017), upaya boikot itu sangat disesali.
"Kami tentu senang sekali jika tiap anggota Kongres AS sudi menghadiri pelantikan itu," kata Sean Spicer, melalui panggilan telepon.
"Tapi, jika tidak, kami akan siap memberikan bangku-bangku kosong yang ditinggalkan untuk orang lain yang ingin hadir," katanya.
"Sangat disesali jika mereka tidak ingin ikut serta dalam transisi kekuasaan yang damai itu," ucap Sean Spicer lagi.
Sejauh ini, tercatat ada 41 politisi Partai Demokrat yang mengatakan dirinya tidak akan hadir dalam pelantikan itu atas ketidaksetujuan mereka terhadap Trump.
Meski demikian, sejumlah pimpinan dan pejabat tinggi Demokrat tetap berencana untuk menghadiri pelantikan kandidat presiden Partai Republik itu.
Seperti Senator Sherrod Brown (Demokrat-Ohio), yang memutuskan tetap hadir meski menentang keras pandangan-pandangan Trump.
"Meski beliau mengecam komentar Trump terhadap anggota kongres dan aktivis kaum kulit hitam John Lewis, Senator Brown ingin hadir untuk menekankan bahwa dirinya tetap ingin menegakkan kesetaraan hak warga sipil," kata juru bicara Demokrat Ohio, Jennifer Donohue.
Jelang pelantikannya, Donald Trump juga belum lama ini memancing kecaman dari kaum kulit hitam soal komentar negatifnya pada aktivis kaum kulit hitam John Lewis.
John Lewis, anggota kongres perwakilan Georgia, pekan lalu mengatakan dirinya tak akan menghadiri pelantikan Trump yang menurutnya bukan seorang presiden yang sah.
Pernyataan itu langsung direspons Donald Trump melalui Twitter dan menyebut John Lewis "hanya bisa bicara, namun tanpa aksi".
Cuitan tersebut segera mendapat respons keras dari publik, mengingat John Lewis adalah aktivis yang dulu aktif ikut aksi kesetaraan hak kaum kulit hitam bersama Martin Luther King. (Politico/Fox News)