Pangeran Gohil: Saya Gay, So What
Orang mengatakan, homoseksualitas adalah bagian dari budaya Barat. Itu jelas salah
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Mengawali aksi dengan menggantung kondom-kondom di pepohonan, Manvendra Singh Gohil kemudian mendedikasikan hidupnya untuk melawan penyebaran HIV/AIDS.
Hal itu dilakukan Gohil yang adalah pangeran pertama di kerajaan di India yang membuka diri kepada publik sebagai gay, sejak 10 tahun lalu.
Dia adalah seorang anggota klan satria dan pewaris takhta Kerajaan Rajpipla di negara bagian Gujarat, yang terkenal sangat konservatif.
Gohil menggunakan ketenaran dan statusnya untuk mendidik komunitas gay tentang seks yang aman dan hak-hak mereka.
Dia tetap mendorong kampanye tersebut, meski di negara itu, kegiatan seks gay masih dipandang sebagai tindak pidana.
"Orang mengatakan, homoseksualitas adalah bagian dari budaya Barat. Itu jelas salah," ungkap Gohil dalam wawancara dengan AFP, yang dilansir pada Kamis (19/1/2017).
Dia lantas menunjukkan Kamasutra dan patung-patung homoerotic yang terdapat di kuil-kuil kuno di seluruh negeri itu.
"Munafik jika bangsa ini tak bisa menerima kenyataan itu," kata dia.
"Hal ini juga yang mendorong saya untuk tampil terbuka dan mengatakan kepada dunia bahwa saya gay, so what? Saya bangga dengan itu," kata Gohil.
Gohil juga telah menjadi bagian dari kampanye untuk melawan pemberlakuan undang-undang era kolonial yang melarang homoseksualitas.
Homoseksualitas sempat dinyatakan tak lagi menjadi perbuatan pidana pada tahun 2009.
Kala itu, pengadilan tinggi di New Delhi menilai larangan itu sebagai bentuk pelanggaran hak dasar manusia.
Namun, pada tahun 2013, Mahkamah Agung memutuskan, tanggung jawab untuk mengubah hukum 1861 tersebut berada di tangan anggota parlemen dan bukan hakim.
Menurut Gohil, larangan itu yang justru menyebabkan penyebaran HIV/AIDS di India kian tak terkendali.