Kekhawatiran Amerika Serikat Terhadap Perkembangan Islam
Samuel Huntington pada 20 tahun lalu membuat tesisnya mengenai Islam dalam lingkup pemikiran maupun peradaban yang akan menjadi lawan AS.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Dewan Pakar Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) Ronny Mamur Bishry menilai kini “lawan” negara Amerika Serikat yang menganut ideologi kapitalis yakni Islam.
"Jadi setelah komunis hilang siapa musuhnya? Ya Islam. Itu prediksi Huntington 20 tahun lalu. Tapi kalangan mainstream mulai menerima pasca kejadian WTC 9/11," ujar Ronny dalam diskusi terkait Pemerintahan Presiden AS Donald Trump di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (21/1/2017).
Samuel Huntington pada 20 tahun lalu membuat tesisnya mengenai Islam dalam lingkup pemikiran maupun peradaban yang akan menjadi lawan dari Amerika Serikat pascatumbangnya komunisme.
Ronny menjelaskan perbedaan yang menonjol dari pemikiran yang ada pada Islam dengan ideologi kapitalis.
"Di Amerika Serikat itu rakus dalam berusaha suatu keharusan karena mereka percaya invisible hand. Tapi Islam tidak boleh rakus, harus menempatkan keadilan diatas segalanya. Bank Islam semakin tumbuh subur. Jadi lawan kapitalism ya Islam, bukan Rusia atau Cina. Trump menempatkan Islam sebagai lawan pemikiran dan peradaban," kata Ronny.
Namun, resistensi Donlad Trump terhadap Islam bukan seperti yang dipersepsikan banyak orang.
Donald Trump, lanjut Ronny, menunjukkan resistensinya kepada Islam dalam lingkup eksternal, namun secara internal justru melakukan perlindungan.
"Jadi dia melawan Islam, orang kulit hitam dab latin yang diluar Amerika. Dia melawan yang diluar seperti Cina atau Meksiko dan teroris di negara timur tengah. Trump ini pengusaha banyak yang terkecoh. Tapi yang pasti umat Islam warga negara AS aman," kata Ronny. (*)