Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Imigrasi Amerika Mulai Periksa Isi Facebook Para Imigran di Perbatasan

Para imigran dari negara tertentu yang ingin masuk ke Amerika Serikat (AS) dikenakan syarat tambahan, yakni memperlihatkan isi Facebook.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Imigrasi Amerika Mulai Periksa Isi Facebook Para Imigran di Perbatasan
New York Times/European Pressphoto Agency/Justin Lane
Sejumlah bandara di AS diwarnai aksi demo yang memprotes kebijakan Donald Trump yang membatasi imigran. 

TRIBUNNEWS.COM - Para imigran dari negara tertentu yang ingin masuk ke Amerika Serikat (AS) dikenakan syarat tambahan, yakni memperlihatkan isi Facebook mereka pada petugas perbatasan.

Hal ini sebagaimana dilansir KompasTekno dari Cnet, Senin (30/1/2017), diketahui berdasarkan informasi dari salah satu anggota American Immigration Lawyer Association, Mana Yegani.

Menurutnya, imigrasi AS sedang mempertimbangkan untuk memberi izin masuk pada para imigran pemegang kartu hijau (green card).

Namun, izin masuk tersebut tidak diberikan secara merata, melainkan berdasarkan kasus per kasus.

Sebelum diberi izin masuk, para imigran diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan dan menunjukkan akun Facebook-nya.

Yegani mengatakan, salah satu topik yang ditanyakan adalah mengenai pandangan politik imigran tersebut.

“Petugas imigrasi AS memberikan izin masuk pada pemilik kartu hijau berdasarkan kasus per kasus -dengan terlebih dulu menanyakan soal pandangan politik, mengecek posting-an Facebook, dan lainnya,” kicau Yegani melalui akun Twitter miliknya.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, menurut Yegani, para pengacara lain dari asosiasinya juga melaporkan bahwa ada juga imigran tertentu yang melalui proses pengecekan ponsel.

Pengecekan tersebut dilakukan oleh petugas imigrasi saat sang imigran sedang dalam proses interogasi.

Seperti diketahui, Predisen AS Donald Trump mengeluarkan larangan masuk terhadap imigran dari tujuh negara, yakni Suriah, Irak, Iran, Sudan, Somalia, Yaman, serta Libya.

Pasca larangan itu berlaku, banyak orang yang kesulitan masuk dan terjebak di perbatasan. Padahal di antara mereka banyak juga yang sudah mengantongi kartu hijau atau izin untuk tinggal.

Aturan itu pun mendapat tentangan dan komentar dari berbagai pihak, beberapa di antaranya disuarakan oleh bos besar perusahaan teknologi, sepeti Uber, Google, Airbnb dan sebagainya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas