Menhan: Tidak Ada Pasukan Jepang Bertempur di Sudan Selatan
Pasukan SDF Jepang memang benar ditempatkan di Sudan Selatan untuk membantu pasukan perdamaian PBB
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri pertahanan Jepang Tomomi Inada (57) menyangkal keras adanya pertempuran antara pasukan tentara Jepang dengan pihak lain di Sudan Selatan.
"Tidak benar ada pertempuran antara pasukan bela diri Jepang (SDF) yang diperbantukan pada pasukan perdamaian PBB di Sudan Selatan yang ikut bertempur perang langsung di sana," papar Inada di sidang parlemen (Diet) Jepang Rabu siang ini (8/2/2017).
Pertanyaan diajukan anggota parlemen partai Demokrat (DPJ) Nobuhiro Koyama yang mendengar desas-desus adanya pertemuran langsung antara tentara Jepang dengan pasukan lokal setempat di Sudan Selatan.
Menanggapi hal tersebut Inada membantah keras hal tersebut.
"Oleh karena tidak ada yang bertempur langsung di lapangan, juga tidak ada yang cedera apalagi juga tidak ada yang meninggal," tekannya lagi.
Pasukan SDF Jepang memang benar ditempatkan di Sudan Selatan untuk membantu pasukan perdamaian PBB tetapi berada di garis belakang membantu berbagai hal misalnya pengobatan tentara yang luka dan sebagainya.
"Jadi tidak ada yang berada di garis depan bertempur langsung," jelasnya.
Pertama kali SDF diperlengkapi lengkap dengan persenjataan perang (tempur) senjata api dan sebagainya setelah Revisi pasal 9 di dalam UUD Jepang disahkan parlemen tahun lalu yang memperkenankan SDF dipersenjatai.
Meskipun demikian persenjataan itu hanya boleh dipakai untuk maksud mempertahankan diri dan bukan untuk berperang secara aktif di medan tempur garis depan peperangan.