Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siti Aisyah Penyerang Kim Jong Nam Kemungkinan Dilatih 4 Tahun di Korut

Berbagai spekulasi terjadi di Jepang mengenai pembunuh kakak pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Jong Nam (46), terutama mengenai Siti Aisyah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Siti Aisyah Penyerang Kim Jong Nam Kemungkinan Dilatih 4 Tahun di Korut
Koresponden Tribunnews/Richard Susilo/Fuji TV
Barang-barang yang disita kepolisian Malaysia dari Siti Aisyah 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Berbagai spekulasi terjadi di Jepang mengenai pembunuh kakak pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, Kim Jong Nam (46), terutama mengenai Siti Aisyah.

Jenazah Kim Jong Nam kemungkinan dikirimkan ke Macau.

"Wanita Indonesia tersebut kemungkinan direkrut pihak Korut saat mudanya lalu 4 tahun dilatih di Korut menjadi agen mata-mata. Ada kemungkinan pula wanita itu sebenarnya bukan wanita Indonesia tetapi paspor dengan nama Siti Aisyah yang digunakan," kata sumber Tribunnews.com, Jumat (17/2/2017).

Perekrutan menjadi mata-mata (spy) Korut dibenarkan Iwamura Kazuya, senior staff writer Kyodo News yang banyak meliput soal-soal Korut.

"Perekrutan spy Korut itu tidak mengenal bangsa atau warga negara mana pun, semua campur jadi satu direkrut semuda mungkin. Biasanya wanita usia 20 tahun dari berbagai negara dengan kemampuan baik atau punya kelebihan," jelas dia.

Baca: Pengakuan Kim Jong Nam kepada Jurnalis Tokyo Shimbun: Dunia Sebenarnya Tak Ada Batas Negara

Berita Rekomendasi

Setelah itu selama empat tahun dilatih di Korut menjadi spy Korut, dan setelah lulus disebarkan ke negara masing-masing setelah dicuci otaknya di Korut.

Di negara masing-masing mereka akan tetap kontak secara sembunyi-sembunyi dengan pihak agen mata-mata Korut yang senior sehingga semua perintah dan rencana tetap terjalin dengan baik.

"Seperti Siti Aisyah, memang paspornya dengan nama itu, tetapi orang yang sebenarnya belum dapat diketahui siapa dia," kata sumber itu.

Hal itu dinyatakan karena melihat barang yang disita polisi Malaysia berupa uang tunai sedikitnya 300 dolar AS, kaca mata hitam (sunglass), dua ponsel dan dompet mahal Louis Vitton.

"Bukan hanya jumlah barang atau model barang atau jenis barang yang disita, tetapi jumlah barangnya juga sedikit dan mempunyai arti besar untuk operasinya, membuktikan dia sebagai mata-mata yang terlatih di Korut sebelumnya," ujarnya.

Baca: Misteri Jejak Siti Aishah

Dari pengamatan saksi lain yang ada di Malaysia, setelah Kim Jong Nam disemprotkan gas VX yang sangat beracun dan mematikan itu, dia tidak langsung ke counter informasi tetapi ada arah gerak menuju toilet atau kamar kecil.

Namun kmeudian dibatalkan dan menuju tempat informasi bandara lalu jatuh tersungkur dan dibawa ke rumah sakit tak lama lalu meninggal dunia.

Jenazah diperkirakan akan dikirimkan kedutaan Korut di Malaysia ke Macau tempat istri dan dua anaknya berada saat ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas