Wakil Menlu: 11 Warga Malaysia di Korea Utara Kondisi Aman
Perseteruan diplomatik yang dimulai dengan pendeportasian Ri Jong Chol, terduga pembunuh Kim Jong Nam
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Sebelas warga Malaysia termasuk dua peserta program pangan dunia PBB yang saat ini berada di Korea Utara dalam kondisi aman.
Wakil Menteri Luar negeri Malaysia Datuk Seri Reezal Merican Naina Merican mengatakan selain dua perserta tersebut terdapat tiga pejabat dan staf kedutaan besar Malaysia dan anggota keluarga mereka di Phongyang.
"Mereka aman. Saya juga akan menghubungi salah satu dari mereka segera," katanya kepada wartawan di Parlemen, Selasa (7/3/2017).
Sementara itu, pada Selasa (7/3/2017), Korea Utara membuat keputusan mengejutkan, yakni melarang semua warga Malaysia untuk pulang ke negaranya, seperti dilaporkan Reuters.
Perseteruan diplomatik yang dimulai dengan pendeportasian Ri Jong Chol, terduga pembunuh Kim Jong Nam, dan pengusiran Dubes Korea Utara, Kang Chol, menjalar ke warga sipil biasa atau bukan diplomat.
Langkah Kuala Lumpur mengusir Kang Chol telah dibalas oleh Pyongyang dengan mengusir Dubes Malaysia untuk Korea Utara, Mohamad Nizan Mohamad.
Pyongyang, mengatakan, pihaknya melarang setiap warga Malaysia untuk sementara waktu untuk meninggalkan Korut sebagai jaminan bagi keselamatan para diplomat dan warga Korut di Malaysia.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara telah memberitahu Kedubes Malaysia di Pyongyang tentang alasan mengapa ada larangan tersebut.
Pemerintah Korut, Senin (6/3/2017), menyatakan bakal mengusir Dubes Malaysia, Mohamad Nizan Mohamad, dari Pyongyang.
Hal ini merupakan langkah balasan setelah hal serupa dilakukan Pemerintah Kerajaan Malaysia mengusir terhadap Dubes Korea Utara di Kuala Lumpur, Kang Chol, yang telah meninggalkan Malaysia sejak Senin malam.
Namun, Mohammad Nizan Mohamad sebenarnya telah berada di Malaysia sejak dipanggil pulang dan dia tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 22 Februari 2017.(BERNAMA/Reuters)