Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dokter di Jepang Dapat Imbalan 1,5 Juta Yen Terbitkan Surat Sakit Pimpinan Yakuza

Polisi Jepang akhirnya menemukan bukti adanya surat sakit palsu supaya seorang pimpinan mafia Jepang tidak masuk penjara setelah diputus pengadilan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dokter di Jepang Dapat Imbalan 1,5 Juta Yen Terbitkan Surat Sakit Pimpinan Yakuza
NTV
Dr Chun Yeong-hwa dari rumah sakit Koseikai Takeda yang diduga kuat menerima 1,5 juta yen untuk membuat surat sakit palsu. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Polisi Jepang akhirnya menemukan bukti adanya surat sakit palsu supaya seorang pimpinan mafia Jepang (yakuza) tidak masuk penjara setelah diputus pengadilan.

"Polisi telah menahan seorang dokter dari rumah sakit Koseikai Takeda, Chun Yeong-hwa, 61 tahun, serta dua orang lain karena membuat surat sakit palsu," ungkap sumber Tribunnews.com, Rabu (29/3/2017).

Chun adalah dokter di rumah sakit Koseikai Takeda berlokasi di Shimogyo-ku dekat Stasiun Kyoto diduga kuat telah membuat surat sakit palsu untuk pasien Yoshiyuki Takayama, kepala yakuza dari kelompok Oumi-ikka, yang berada langsung di bawah Yamaguchigumi.

Pada bulan Juni 2015, Takayama diputus pengadilan 8 tahun penjara karena melakukan pemerasan.

Bulan February 2016, Chun membuat surat keterangan sakit ada masalah jantung pada Takayama kepada pihak kejaksaan. Ditakutkan akan semakin buruk jika berada di penjara.

Hideshi Yamada (48), anggota Yamaguchi-gumi, dan Yoshihiko Onishi (45), mantan Direktur rumah sakit diduga melakukan pemalsuan juga.

Berita Rekomendasi

Baca: Mengaku Terima Uang dari PM Jepang, Kesaksian Kepala Sekolah Moritomo Gakuen Ternyata Palsu

Upaya Chun memalsukan itu dengan imbalan uang tunai 1,5 juta yen serta tiket belanja macam-macam karena telah membantu yakuza.

Toshikazu Yoshikawa (60), Kepala Rumah sakit Universitas Medis Perfektur Kyoto juga mengakui mengajukan pengkajian atas masalah ginjal Takayama.

Februari 2016 pihak kejaksaan Jepang menunda penjara Takayama karena melihat dua surat sakit dari dua rumah sakit besar tersebut.

Namun belakangan polisi melihat Tamayama bukan dirawat di rumah sakit malahan jalan-jalan santai di luar seperti orang sehat lainnya.

Polisi pun mengadakan penyelidikan seksama dan didapatkan kasus pemalsuan surat sakit tersebut sehingga kedua rumah sakit sempat digerebek polisi untuk mengumpulkan data lebih lanjut.

Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas