Duterte Kerahkan Pasukan Duduki Pulau Kosong di Laut China Selatan
Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Kamis (6/4/2017), mengerahkan militernya ke sebuah pulau tak bertuan di Laut China Selatan.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Kamis (6/4/2017), mengerahkan militernya ke sebuah pulau tak bertuan di Laut China Selatan.
Langkah yang bisa memprovokasi China ini dimaksudkan untuk meningkatkan kehadiran militer Filipina di sejumlah karang yang diklaim Manila.
"Nampaknya semua orang sedang menduduki sebuah pulau di sana, maka kita lebih baik menduduki pulau yang masih kosong," kata Duterte kepada jurnalis dalam kunjunganya ke sebuah kamp militer di Pulau Palawan.
Pulau Palawan terletak di wilayah barat Filipina dan tak jauh dari kepulauan Spratly yang disengketakan.
Sementara China mengklaim menjadi pemilik hampir semua kawasan perairan kaya dan strategis itu meski mendapat tentangan dari beberapa negara Asia Tenggara.
Untuk menunjang klaimnya itu, China membangun pulau-pulau buatan di sekitar karang yang diklaimnya.
Kini, pulau-pulau buatan itu mampu digunakan sebagai pangkalan militer.
Awalnya, Duterte mencoba meningkatkan hubungan Filipina dan China dengan mengadopsi pendekatan non-konfrontasi dalam menyelesaikan sengketa di Laut China Selatan.
Namun, pikiran Duterte nampaknya sudah berubah dan mengatakan sudah saatnya Filipina mendirikan bangunan dan mengibarkan bendera di Laut China Selatan.
"Saya sudah memerintahkan angkatan bersenjata menduduki semua (pulau kosong). Setidaknya, kita akan mendapatkan hak kita dan memastikan bahwa pulau itu adalah milik kita," ujar Duterte.
Sementara itu, Departemen Pertahanan Filipina mengatakan sebanyak sembilan pulau sudah menjadi "milik" negeri itu dan sudah diamankan pasukan marinir.
Dari sembilan pulau itu, Filipina juga menguasai Pulau Thitu yang memiliki landasan pacu pesawat udara.
"Presiden ingin membangun fasilitas lain seperti barak, air bersih, dan sistem drainase, pembangkit listrik, mercu suar, dan rumah perlindungan bagi nelayan," demikian Kemenhan Filipina.