Puluhan Rudal Tomahawk Amerika Bombardir Suriah, Seorang Jenderal Dikabarkan Tewas
Selain itu depot bahan bakar dan sistem pertahanan udara yang berada di lokasi tersebut pun hancur.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Sebuah lembaga pemantau kubu opisisi di Suriah menyebutkan, serangan bombardir 60 peluru kendali tomahawk Amerika Serikat ke sebuah pangkalan udara di Provinsi Homs, Jumat pagi, mendatangkan korban jiwa.
Serangan terukur yang menyasar pesawat, gudang senjata, menara pengawas, dan fasilitas pertahanan udara milik militer Suriah ini, dikabarkan menewaskan setidaknya empat orang.
Seperti diberitakan Associated Press, keempat korban tewas itu adalah anggota militer, yang salah satunya berpangkat Jenderal.
Selain itu, lembaga ini pun memastikan bahwa rudal-rudal yang ditembakkan AS dari dua buah kapal perang di Laut Tengah tersebut telah menyebabkan kerusakan besar.
Baca: Kapal Perang Amerika Mulai Tembakkan Puluhan Rudal Tomahawk ke Suriah
Baca: AS Tembakkan 59 Rudal Tomahawk Ke Suriah: Harga Per Unitnya Hampir Rp 11 Miliar
Kepala lembaga pemantau hak asasi manusia Suriah yang berpusat di Inggris, Observatory for Human Rights, menyebutkan,serangan itu menghancukan puluhan hanggar.
Selain itu depot bahan bakar dan sistem pertahanan udara yang berada di lokasi tersebut pun hancur.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 60 rudal tomahawk ditembakkan ke pangkalan udara Shayrat, di wilayah tenggara Provinsi Homs.
Pangkalan tersebut merupakan pangkalan udara kecil, dengan dua landas pacu. Namun, AS meyakini serangan senjata kimia di Provinsi Idlib yang menewaskan puluhan warga sipil diberangkatkan dari lokasi ini.
Terkait serangan tersebut, pihak militer Suriah pun menyatakan ada korban jiwa dan kebakaran. Namun mereka belum mengungkapkan jumlah pasti korban tewas.
Serangan ini merupakan langkah balas dendam dan peringatan yang dilakukan Pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap Suriah yang menggunakan gas beracun, yang diduga sarin beberapa waktu lalu.
Lebih dari 80 warga sipil tewas dalam kejadian ini, dan kejadian ini pun menuai kecaman dari masyarakat dunia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.