AL Laut Rusia Jauh Lebih Sibuk Dibanding Masa Perang Dingin
Para perwira tinggi Amerika Serikat dan NATO mengkhawatirkan tingginya kegiatan AL Rusia di perairan Eropa.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC -- Para perwira tinggi Amerika Serikat dan NATO mengkhawatirkan tingginya kegiatan AL Rusia di perairan Eropa.
Semua aktivitas angkatan laut Rusia itu kini bahkan sudah mencapai level yang jauh di atas aktivitas mereka di masa Perang Dingin.
Perwira angkatan laut AS Laksamana Michelle Howard menyuarakan kegelisahan ini karena kegiatan Rusia itu dapat berujung "perpecahan dan kebingungan" bagi NATO.
"Kami menyaksikan level aktivitas yang bahkan tak pernah dilakukan Uni Soviet," ujar Howard, komandan armada AS di Eropa sekaligus kepala Komando Gabungan NATO di Napoli.
"Mereka adalah angkatan laut global, saya memahami itu. Namun, aktivitas di kawasan ini amat meningkat dalam beberapa tahun terakhir," lanjut Howard.
Tahun lalu, Rusia mengirimkan kapal induknya Admiral Kuznetzov ke perairan Rusia untuk melakukan misi pengeboman terhadap posisi-posisi pemberontak dan ISIS.
Lalu pekan lalu, Rusia mengirimkan kapal perang Admiral Grigorovich ke kota pelabuhan Tartus, Rusia yang sekaligus menjadi pangkalan AL Rusia.
Howard menambahkan, Rusia juga meningkatkan patroli di perairan Artik dan Atlantik Utara, mengirimkan armada kapal selam yang siginifikan, dan meningkatkan aktivitas kapal selam di Laut Hitam.
Howard melanjutkan, kegiatan Rusia ini bisa membahayakan karena NATO akan fokus ke kawasan yang terdekat, sementara tak mampu memantau pergerakan Rusia di tempat lain.
Pernyataan Howard ini muncul di tengah hubungan AS dan Rusia yang semakin tegang terkait penembakan 60 rudak Tomahawk ke sebuah pangkalan udara milik Suriah.
Serangan itu diklaim AS sebagai cara membalaskan dendam akibat serangan senjata beracun yang diduga dilakukan pemerintah Suriah pada pekan lalu.