Selalu Potong Payudara Korban, Mantan Polisi Ditangkap Setelah Bunuh 19 Wanita
Pelaku selalu memotong payudara korban, kemudian membuat sayatan-sayatan bermotif pemujaan setan di kepala.
Editor: Choirul Arifin
Semua indikasi dan bukti kuat akhirnya mengarah kepada Evgeny Chuplinsky, sehingga dia ditangkap.
Namun, istrinya yang tak disebutkan namanya merasa itu sebagai salah tangkap.
"Anda harus memahami bahwa seorang maniak tak bisa berubah secara natural. Orang seperti ini tak bisa berubah mendadak. Sementara ini (suaminya) sangat normal," katanya.
Namun, polisi memiliki bukti kuat, salah satunya tes DNA. Di tubuh mayat, ditemukan unsur DNA yang mengarah kepada Evgeny Chuplinsky.
Saat diinterogasi, Chuplinsky mengaku kalau ada DNA dia di tubuh korban, karena dia memang sering berhubungan dengan penjaja seks.
"Tentu, sebelum saya pensiun sebagai polisi, saya sangat aktif berkomunikasi dengan para wanita penghibur di daerah jalur mabuk. Bahkan saya punya hubungan yang dekat," kata Evgeny Chuplinsky.
"Saya bahkan sering bersentuhan dengan para wanita penghibur sebagai bagian dari patroli. Itu bagian dari mencari informasi berbagai kejahatan.
"Saya menggunakan pengetahuan. Atas bantuan mereka, saya bisa mengatasi kejahatan dan menangkap para pengemudi mabuk," tambahnya.
Jika Evgeny Chuplinsky terbukti sebagai pelaku serial pembunuhan 19 wanita penghibur itu, maka dia akan menjadi mantan polisi kedua yang membunuh.
Midhail Popkov, mantan polisi lain yang ditangkap karena membunuh 22 wanita pada 2015.
Sebelumnya, Midhail Popkov dari Angarsk ditahan sebagai pelaku pembunuhan 22 wanita pada 2015. Dia dikenal sebagai "The Werewolf".
Namun Popkov malah mengaku sudah membunuh 60 wanita. Dia akan segera diadili pada tahun ini.
Reporter : Hery Prasetyo