Tentara Suriah Kalahkan Pasukan Oposisi di Kota Hama
Tentara Suriah dan pasukan sekutu mereka meraih kemajuan dalam melawan oposisi atu pemberontak di barat dekat kota Hama
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Tentara Suriah dan pasukan sekutu mereka meraih kemajuan dalam melawan oposisi atau pemberontak di barat dekat kota Hama, Minggu (23/4/2017), kata sumber militer dan kelompok pemantau.
Pasukan pemerintah menguasai kota Halfaya dan desa sekitarnya, kata mereka, merebut kembali wilayah dikuasai oposisi dari pasukan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, tahun lalu.
"Kami menguasai Halfaya dan beberapa bukit di sekitar daerah itu," kata sumber militer Suriah, seperti dilaporkan Reuters, Senin (24/4/2017).
"Tentara tentu saja akan terus melakukan perjuangan," tambahnya.
Dengan bantuan serangan udara Rusia dan petempur yang didukung Iran, tentara Suriah telah berhasil merebut daerah yang dikuasai oposisi di utara Hama,dan memperluas kontrolnya minggu ini di sepanjang jalan raya, yang menghubungkan daerah itu dengan Damaskus danAleppo.
Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia untuk Suriah (SOHR), sebuah kelompok pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa para tentara mulai maju ke daerah-daerah dekat Halfaya saat oposisi mulai menarik diri pada Minggu, setelah terjadi pertempuran dan serangan udara yang terus-menerus dilancarkan.
Kelompok oposisi memberikan kepastian bahwa kota tersebut telah jatuh setelah beberapa hari digempur dengan serangan udara tanpa henti oleh jet dari Rusia dan Suriah.
Pesawat tempur menggempur Halfaya dan beberapa wilayah di dekat Jalan raya di wilayah yang sangat penting bagi pemerintahan Bashar itu.
Kelompok oposisi berusaha keras mempertahankan kota tersebut dalam beberapa hari belakangan.
Sebelumnya, tentara Suriah berhasil merebut kendali Soran, gerbang utara untuk masuk ke kota Hama, hal ini berarti bahwa pasukan Suriah telah berhasil merebut sebagian besar wilayah yang dikuasai pihak oposisi dengan melakukan serangan besar pada bulan lalu.
Dengan bantuan sekutunya, pemerintah Suriah mendapatkan keuntungan militer atas perang enam tahun melawan beragam oposisi, termasuk beberapa kelompok dukungan Turki, AS, dan negara-negara Teluk.