Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yefta Setiawan, TKI Asal Magelang Tewas di Jepang

Pihak keluarga mendapat berita duka itu dari penyalur tenaga kerja yang menaungi anaknya, PT Jepang Indonesia Economic Center (JIEC)

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Yefta Setiawan, TKI Asal Magelang Tewas di Jepang
Ilustrasi mayat 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Azka Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Kabar duka menerpa pasangan Jonathan Agus Mujiono dan Debora Sri Magoti, setelah anak pertamanya, yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Jepang, Yefta Setiawan (20), meninggal dunia, akibat kecelakaan kerja. 

Yefta sendiri diketahui baru satu tahun menjalani masa magang, di sebuah perusahaan bernama Tsuka Goshi Seisakusho, di Yuracho, Ota, Perfektur Gunma, Jepang

Ia meninggal dunia setelah tertimpa mesin pres metal, di lokasi kerjanya tersebut.

Suasana duka tampak menyelimuti kediaman keluarga Yefta, di Dusun Citromenggalan, Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, pada Jumat (28/4/17) sore, dimana para kerabatnya masih menunggu kepulangan jenazah ke tanah air.

Saat ditemui, ibu korban, Debora, mengaku mendapat kabar meninggal anak lelakinya itu pada Rabu (26/4/2017) lalu. 

Ia pun sama sekali tak menyangka, kalau percakapan melalui video call pada Selasa (25/4/2017) petang, sekitar pukul 18.00 WIB, menjadi yang terakhir kalinya.

Berita Rekomendasi

"Itu percakapan terakhir, Yefta pakai kaos warna biru, bilang kangen sama keluarga, pengen nanyi bareng dengan diiringi lantunan piano, mengajak kita untuk terus memuji Tuhan. Kemudian, selang satu hari dapat kabar meninggal," ujarnya sembari menahan tangis.

Debora melanjutkan, pihak keluarga mendapat berita duka itu dari penyalur tenaga kerja yang menaungi anaknya, PT Jepang Indonesia Economic Center (JIEC). 

Terkait pemulangan jenazah, sejauh ini ia masih menunggu rangkaian proses yang harus diselesaikan.

"Sekarang masih dalam proses yang ditangani KBRI, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Tenaga Kerja. Katanya, pemulangan jenazah paling cepat sekitar lima sampai tujuh hari pasca kejadian, karena harus diotopsi terlebih dahulu," ujarnya.

Sejatinya, Yefta mendapat kontrak magang di Negeri Sakura itu selama dua tahun. 

"Yefta berangkat ke Jepang 5 Maret 2016, lalu kontraknya selesai tahun 2019. Nanti, kalau jenazahnya sudah tiba, mau dimakamkan di pemakaman dusun ini," pungkas Debora.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas