Ini Janji Presiden Korea yang Baru Terkait Penyelesaian Krisis di Semenanjung Korea
Prosesi pelantikan Moon Jae-in berlangsung sederhana dan cepat. Tak ada aneka pertunjukan ataupun tata panggung yang gemerlap.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Tepuk tangan meriah dan senyum merekah mengiringi masuknya Moon Jae-In ke ruang pelantikannya sebagai Presiden Korea Selatan yang baru.
Prosesi pelantikan memang berlangsung sederhana dan cepat. Tak ada aneka pertunjukan ataupun tata panggung yang gemerlap.
Kerja keras pun kini harus segera dilakukan Moon Jae-In, salah satunya menjauhkan bayang-bayang perang dari semenanjung Korea.
Semasa berkampanye, Moon Jae-In kerap menyuarakan penyelesaian krisis keamanan di semenanjung Korea tidak dengan cara perang. Ia menginginkan ada dialog terbuka dengan Korea Utara.
Moon Jae-In, bahkan menentang penempatan sistem pertahanan anti rudal THAAD yang dipasang oleh sekutunya, Amerika Serikat. Sikap ini kembali ditegaskan dalam pidato pertamanya.
Seusai menjalani prosesi pelantikan, presiden Moon Jae-In pun menghadiri sejumlah acara, mulai dari berdoa di makam para veteran perang sampai menyapa warga Ibu Kota Seoul dari atas mobil kepresidenan.
Warga yang antusias berbaris di sisi kiri dan kanan jalan. Warga berharap, sang presiden baru memenuhi janji-janji kampanyenya.
Menjalankan janji kampanye bukanlah hal yang mudah. Salah satunya membuka kembali kawasan industri bersama Korea Utara, Kaesong.
Sebagai presiden ke-19 Korea Selatan, Moon Jae-In mendapat warisan pekerjaan rumah yang banyak dari pendahulunya Park Geun-Hye.
Salah satunya mengatasi mengguritanya korupsi di tubuh elit politik dan para pebisnis. Jerat korupsi pula yang menyebabkan presiden Park Geun-Hye tumbang dari jabatannya.(*)