Gerakan Anti Yakuza Jepang Kian Meluas, Tekan Pertumbuhan dan Kegiatan Sindikat Kejahatan
Gerakan anti mafia Jepang (yakuza) semakin meluas sehingga semakin menekan jumlah keanggotaan yakuza.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gerakan anti mafia Jepang (yakuza) semakin meluas sehingga semakin menekan jumlah keanggotaan yakuza serta mengurangi kegiatan yang dilakukan sindikat kejahatan tersebut di Jepang.
"Kampanye anti Yakuza harus sering dilakukan terus-menerus, informasi dikumpulkan sesering mungkin, sehingga bisa mengurangi kejahatan serta mengurangi konflik yang terjadi di masa datang," kata Kepala polisi Perfektur Kochi Masashi Ueno yang memimpin pertemuan sidang umum anti yakuza di Sukumo Perfektur Kochi, Jumat (19/5/2017).
Pertikaian antar geng yakuza dengan semakin pecah lagi 30 April lalu membuat banyak anggota masyarakat was-was akan mudah memunculkan peperangan antargeng di jalan raya dengan tembak-menembak dan ditakutkan masyarakat terkena peluru nyasar.
"Oleh karena itu kita harus bersama-sama memonitor segala kegiatan yang dilakukan mereka agar perang antargeng tak terjadi di sini," tambahnya.
Baca: Vladimir Evseev: Pengembangan Rudal Korea Utara Dua Tahun Lagi Bisa Sampai Indonesia
Saat ini jumlah anggota yakuza yang tercatat semakin menurun menjadi hanya 120 orang saja dari 15 kelompok geng yang tercatat di kepolisian Kochi.
Upaya memperluas kegiatan anti yakuza telah dimulai sejak tahun 2007 dimulai dari Sukumo Kochi dan akhirnya kini meluas sampai ke Perfektur Tottori dan bahkan sampai ke Nagasaki.
Kegiatan yakuza yang masih banyak ditemui saat ini adalah permnintaan uang proteksi (mikajimeryo) kepada tiap toko, usaha dan restoran.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.