Bom Mobil di Hotel Somalia Tewaskan 17 Orang, 20 Orang Disandera
Menurut kepolisian, ada sekitar lebih dari 20 orang disandera oleh para pria bersenjata itu.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MOGADISHU - Insiden bom mobil di sebuah hotel di Somalia telah menewaskan 17 orang dan disusul penyanderaan sebanyak 20 orang.
Serangan dimulai dari ledakan bom mobil yang diparkir di dekat pintu masuk Posh Hotel, Mogadishu, Somalia, Kamis (15/6/2017).
Ledakan tersebut sejauh ini menewaskan 17 orang dan disusul penyerbuan oleh sejumlah pria bersenjata di restoran Pizza House, yang bersebelahan dengan Posh Hotel.
Menurut kepolisian, ada sekitar lebih dari 20 orang disandera oleh para pria bersenjata itu.
Seorang saksi mata bernama Nur Yasin mengatakan para pria bersenjata tersebut terlihat mengenakan seragam militer.
"Sekelompok militan itu menyandera lebih dari 20 orang di dalam. Kami tidak tahu berapa banyak orang yang tewas atau masih hidup di sana," ucap seorang polisi, Ibrahim Hussein.
Sebelumnya, sempat dikatakan yang tewas akibat insiden bom mobil adalah kebanyakan perempuan yang merupakan staf hotel Posh Hotel.
"Diduga ada mobil lain yang dipasang bom yang diparkir di depan Pizza House. Ini dan para pria bersenjata itu yang membuat pasukan pengamanan sulit untuk menembus ke dalam," kata Ibrahim.
Ibrahim Hussein juga meyakini bahwa bom sengaja diledakkan di depan hotel untuk sekadar mengalihkan perhatian.
Kelompok Al-Shabaab telah mengklaim serangan ini, setelah kerap melakukan aksi bom bunuh diri demi menggulingkan rezim Somalia.
"Seorang mujahid telah meledakkan diri dalam insiden bom mobil setelah menabrak Posh Hotel, yang merupakan sebuah klub malam," menurut juru bicara kelompok itu, Abdiasis Abu Musab.
Ia juga mengatakan bahwa operasi serupa akan terus dilakukan.
Al-Shabaab terus melakukan serangan sejak menjadi target operasi militer dari pemerintah baru Somalia.
Menurut Pusat Studi Strategis Afrika (ACSS), kelompok tersebut merupakan kelompok yang paling mematikan di Afrika, yang telah menewaskan sebanyak lebih dari 4.200 orang. (AP/Reuters)