Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kelompok Penentang terhadap Perluasan Bandara Narita di Jepang Masih Aktif

Masalah kelompok oposisi terhadap perluasan Bandara Narita di Jepang masih aktif sampai sekarang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kelompok Penentang terhadap Perluasan Bandara Narita di Jepang Masih Aktif
Koresponden Tribunnews/Richard Susilo
Papan nama panjang Down With Narita Airport kelompok oposisi Bandara Narita masih terlihat sampai sekarang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tiba dari Indonesia menggunakan pesawat Air Asia, ada satu hal sangat menarik disaksikan Tribunnews.com akhir Juni 2017 lalu.

Ternyata masalah kelompok oposisi terhadap perluasan Bandara Narita di Jepang masih aktif sampai sekarang.

Sebagai bukti papan nama panjang bertuliskan 'Down With Narita Airport' masih bisa terlihat jelas dari dalam pesawat Air Asia yang hendak menuju tempat sandaran ke Bandara di Terminal 2 Narita Airport.

Menyelidiki lebih lanjut kasus ini, bahkan ada kuil (Touhou Jinja) di tengah Bandara Narita di dekat landasan pacu Bandara Narita, di selatan landasan pacu B Bandara Narita hanya berkisar 67 meter dari ujung landasan tersebut.

Kuil tersebut sebagai lambang perlawanan masyarakat Narita atas perluasan Bandara Narita. Kini dijaga sangat ketat oleh sensor dan kamera CCTV milik bandara, bahkan pemeriksaan barang bawaan bagi pengunjung ke kuil tersebut.

Dari kuil tersebut bisa langsung melihat jelas pesawat yang hendak lepas landas atau mendarat di Bandara Narita.

Berita Rekomendasi

Kelompok penentang tersebut terkenal dengan nama Aliansi Sanrizuka Shibayama. Di masa lalu ditunggangi kelompok kiri dan komunis Jepang.

Akhirnya kelompok mafia Jepang (yakuza) ikut membantu pemerintah membereskan masalah pembebasan tanah sehingga Bandara Narita bisa terbebas hingga kini (sejak penyelesaian sebagian besar tanah tahun 2003).

Meski belum 100 persen karena ternyata masih ada tanah yang tak mau dijual kepada pihak pengelola Bandara Narita dan luasnya juga cukup besar sekitar 2,9 hektar.

Tidak diketahui kapan masalah ini akan rampung. Yang pasti Bandara Narita sudah tak punya masalah lagi dengan penerbangannya.

Namun tempat-tempat yang masih milik pribadi warga Narita, menjadi fokus perhatian kalangan penjaga keamanan di sana karena dari situ bisa dimunculkan gangguan (sabotase) kepada Bandara Narita mengingat lokasinya langsung berdekatan dengan landasan pacu pesawat terbang.

Gerakan menentang pembangunan Bandara Narita dimulai tahun 1966 sampai dengan tahun 1971. Berhenti sejenak karena pemerintah membuat peraturan lebih keras lagi terkait pembangunan Bandara Narita.

Penentang lalu membangun tower besar sebagai lambang oposisi. Tapi akhirnya towerytang muncul tanggal 6 Mei 1977 bisa dirobohkan 30 Maret 1978.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas