Terpaksa Diamputasi, Kemaluan Bocah 5 Tahun Ini Disiram Air Mendidih Oleh Pengasuhnya
Anak laki-laki berusia lima tahun diamputasi alat kelaminnya akibat perlakuan kasar suami pengasuhnya.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Anak laki-laki berusia lima tahun diamputasi alat kelaminnya akibat perlakuan kasar suami pengasuhnya.
Alat kelamin bocah asal Thailand itu disiram air panas sebagai hukumannya.
Diduga kedua tangan bocah itu diikat di belakang punggung, sebelum sekantong air mendidih dicurahkan ke celananya.
Bocah yang terluka parah itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pathum Thani di Bangkok untuk dioperasi bagian kelaminnya.
Bocah itu terluka parah di perut dan genitalia, dan mengalami trauma mental.
Kondisi kelamin bocah laki-laki yang disiram air panas. (asiaone)
Polisi pada awalnya tidak melakukan tindakan apapun setelah kejadian pada bulan Januari 2017.
Lalu, anak laki-laki tersebut menyewa pengacara untuk memeriksa kasus tersebut.
Songkam Achariyasap, advokat tersebut, berjanji akan menuntut si penyiram.
Diceritakan, sebelum kejadian sang ibu meninggalkan anaknya bersama sepasang pengasuh sebelum dia pergi bekerja.
"Dia menelepon setiap hari tapi ketika kejadian tersebut, mereka berhenti menjawab, dia pikir itu aneh, dan berkeliling untuk mencari tahu apa yang terjadi, "katanya seperti dikutip dari asiaone.
Tetangga mengatakan kepadanya bahwa anaknya berada di rumah sakit dengan luka bakar yang parah.
Sang ibu lalu pergi menemuinya dan menangis, dia mengalami luka parah di area genitalnya, kulitnya meruam.
"Dia mengatakan kepadanya bahwa dia dihukum oleh petugas dengan memegang tangannya di belakang punggungnya, dan kemudian membawa tas air panas ke dalam celananya. Dia sudah lama menangis. "
Pria penganiaya ini diduga adalah petugas di Angkatan Udara Thailand namun kini telah dipecat atau dipindahkan ke dinas sipil.
Polisi menolak selama enam bulan untuk menyelidiki sampai pengacara yang merupakan selebriti Thailand tersebut turun tangan.
'Anak ini akan memiliki banyak masalah di masa depan karena penganiayaan brutal. Anak laki-laki ini sering cemas dan terganggu secara psikologis"
"Kami telah memerintahkan polisi untuk menyelidiki. Ini adalah salah satu kasus kekejaman terburuk yang pernah saya lihat di negara ini"
"Kami telah bertemu Sersan Polisi Srivoramundra, Wakil Komisaris Polisi Nasional dan kami bekerja sama dengan Polisi Nasional untuk mewujudkan keadilan." (Alfiah Wahyu Sri Utami)