TRIBUNNEWS.COM - Setiap orang pastilah melewati masa remaja dengan segala problematika yang ada.

Di usia belasan, remaja cenderung tengah mencari jati diri dengan rasa keingintahuan yang tinggi.

Rasa untuk selalu eksis dan ingin diakui oleh lingkungan sekitar tak jarang malah membuat mereka berbuat nekat demi mendapatkan perhatian.

Bahkan mereka kerap terjerumus dalam pergaluan bebas hingga tak mengindahkan kata orangtua.

Baca: Yueyue Tewas Setelah Empat Kali Dipaksa Aborsi oleh Suami yang Ingin Anak Laki-laki

Meski begitu, masa remaja yang penuh dengan pemberontakan ini tak bisa sepenuhnya disalahkan.

Karena faktanya memang tak mudah bagi si remaja itu sendiri untuk berdamai dengan amarah juga emosi dan keinginannya yang masih menggebu-gebu di usia muda.

Sehingga pendampingan orangtua juga kesabaran sangat diperlukan dalam proses ini.

Namun sayangnya, banyak remaja yang menganggap orangtua mereka tak perduli dengan permasalahan yang mereka hadapi.

Banyak remaja merasa orangtua hanya sebagai penghalang mereka dalam berekspresi.

Baca: Protes Pengetatan Masjid Al-Aqsa Berakhir Ricuh

Padahal di balik sikap keras orangtua ada kekhawatiran jikalau sang buah hati tercinta terjerumus dalam pergaulan bebas.

Kesulitan orangtua dalam memahami tumbuh kembang anak yang berbeda 180 derajat dengan jaman mereka menjadi satu hal yang membuat hubungan anatara orangtua dan anak renggang.

Kesalahpahaman kerap terjadi diantara keduanya.

Tak sedikit orang tua yang menganggap jika 'pemberontakan' remaja adalah sebuah hal buruk dan harus dihilangkan dengan cara melontarkan beragam emosi hingga pukulan ke anak.

Baca: Pengakuan Mengejutkan Boy William: Gue Sakit Jiwa

Padahal di balik pemberontakan itu bisa jadi titik balik dari rasa ingin tahu anak yang nantinya akan berubah menjadi sebuah kemandirian atau kelebihan lain dimiliki si buah hati.

Saat melewati masa pencarian jati diri, banyak remaja yang malah menjauh dari orangtua dan lebih dekat dengan teman-teman sepermainnya, sehingga tumbuh kembang sang anak susah untuk diketahui orang tua.

Hal ini juga yang menimpa seorang pengguna jejaring Facebook bernama Jana Bernardino yang juga merupakan seorang remaja asal Filipina mengunggah sebuah foto yang akan membuatmu terharu.

Akibat pergaulan bebas, remaja cantik ini memutuskan untuk melarikan diri dari rumah selama tiga hari.

Ketika dirinya menyadari jika yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan, ia akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah.

Awalnya ia merasa ketakukan karena akan memikirkan perlakukan seperti apa yang akan orangtuanya berikan ketika tahu jika dirinya lari dari rumah.

Baca: Pengakuan Mengejutkan Mahasiswa Gunadarma Korban Bullying dan 3 Permintaannya

Namun ketakutan itu berubah menjadi mengharukan kala ia mengetahui reaksi sang ibu.

Ibunya merasa sangat senang melihat putrinya kembali dari rumah.

Bukannya memarahi sang anak, ibu itu malah meletekan banyak barang mewah di kasur putrinya itu.

Apa yang dilakukan sang ibu ini terinspirasi dari kisah Alkitab berjudul "Anak yang Hilang".

Pada kisah tersebut diceritakan jika ada seorang pemuda yang melarikan diri dari rumah dan kembali setelah mengalami penderitaan bertubi-tubi yang ia hadapi sendiri di luar sana.

Ia kembali ke rumah dengan menangis dan memohon ampun kepada sang ayah.

Namun reaksi sang ayah bikin terharu, ia tak hanya memafkan sang anak namun juga memberikannya pakaian baru, cicin dan sandal.

Ayahnya bahkan mengadakan pesta megah untuk menyambut kedatangan anak lelakinya itu.

Melihat kejadian tersebut, banyak warganet yang melontarkan pernyataan pro dan kontra.

Sebagian diantaranya ikut senang dan merasa gadis tersebut sangatlah beruntung karena memiliki keluatga yang baik.

Namun tak sedikit pula yang mehujatnya karena telah membuat sang ibu sangat khawatir.

TribunWow.com/Lolita Valda Claudia