ISIS Ternyata Lakukan Money Laundering di Jepang
Menjadi masalah adalah peluru yang sangat mahal sekali harganya di Jepang karena keterbatasan jumlah.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Para pendukung dan anggota Negara Islam di Irak dan Suriah ( ISIS) ternyata melakukan pencucian uang (money laundering) di Jepang, mencari dana sebanyaknya dari Jepang dan menggunakan untuk membeli berbagai persenjataan di luar Jepang.
"Ada anggota ISIS di Jepang tampaknya yang sedang diawasi pihak otoritas keamanan Jepang yang berusaha melakukan money laundering di Jepang dengan upaya melipat gandakan uang di Jepang dengan berbagai cara," papar sumber Tribunnews.com Senin ini (7/8/2017).
Uang tersebut untuk dipakai membeli persenjataan, seperti pistol dan sebagainya di luar Jepang.
"Mereka menggunakan akun bank Jepang, kalau uang terkumpul dipakai untuk membeli senjata api di luar Jepang misalnya pistol, bom, dan sebagainya," katanya.
Salah satu tempat pembelian senjata api adalah Filipina Selatan yang tampaknya banyak berseliweran persenjataan api di sana jadi tempat transaksi jual beli dunia pasar gelap untuk senjata api.
"Kalau di Jepang jual beli persenjataan api sangat sulit sekali, meskipun ada uang, belum tentu bisa jual beli senjata di Jepang dan ke luar dari Jepang juga akan sulit sekali terkena alat pendeteksi yang sangat canggih."
Selain itu pihak mafia Jepang (yakuza) sendiri kini juga sudah sangat hati-hati menggunakan senjata api karena hukuman dan denda sangat besar sekali bagi kepemilikan senjata api meskipun di pasar gelap saat ini bisa membelinya dengan harga sekitar 500.000 yen per pistol kecil yang sederhana.
Menjadi masalah adalah peluru yang sangat mahal sekali harganya di Jepang karena keterbatasan jumlah.
Peluru dan senjata api biasanya juga lolos di Jepang dari transaksi kalangan militer Amerika Serikat yang berpangkalan di Jepang.
Mereka tak punya uang menjual senjata apinya dan uang dipakai untuk misalnya untuk beli narkoba, berjudi dan sebagainya.
"Yang pasti anggota ISIS memang ada di Jepang dan berusaha melipatgandakan uangnya di Jepang dengan berbagai upaya money laundering. Setelah uang terkumpul, uang tunai dibawa sendiri ke luar Jepang dan dipakai membeli senjata api di negara-negara berkembang seperti Filipina."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.